Oleh : HAIRUZAMAN
(Pemulis Buku dan Praktisi Pers)
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali membuat gebrakan belum lama berselang. Pasalnya, lembaga antirasuah itu membongkar dugaan skandal korupsi di tubuh Bank Indonesia (BI) terkait aliran dana melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Hal itu relevan dengan regulasi dimana pihak perusahaan harus menyisihkan keuntungannya untuk kegiatan soaial melalui program CSR.
Diketahui, baru-baru ini.KPK telah melakukan penggeledahan ke sejumlah ruang kerja di kantor BI. Termasuk pula di ruang kerja Gubernur BI, Ferry Warjiyo.
Dalam dugaan skandal kasus korupsi dana CSR di bank plat merah itu, KPK telah menetapkan dua tersangka yang menerima aliran dana CSR. Namun, sejauh ini lembaga antirasuah tersebut masih merahasiakan identitas kedua tersangka tikus-tikus kantor tersebut.
Skandal dugaan kasus korupsi aliran dana CSR di tubuh BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2023, itu saat ini sudah maauk ke dalam tahap penyidikan. Peningkatan status ke tahap penyidikan tindak pidana korupsi itu diiringi dengan penetapan dua tersangka oleh penyidik KPK.
Sejauh ini, KPK belum membeberkan konstruksi hukum perkara skandal korupsi aliran dana CSR tahun 2023 tersebut. Termasuk masih merahasiakan dua tersangka penerima aliran dana CSR yang berhasil dibekuk.
Diketahui, BI didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968. Sementara itu, suntikan dana untuk BI dari Pemerintah sebesar 60 persrn dan selebihnya sekitar 40 persen milik Publik.
Penanganan gurita skandal korupsi di bank plat merah itu diharapkan sebagai pintu masuk untuk menguak kasus korupsi lainnya di tubuh BI. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan terdapat skandal lain yang dapat merugikan keuangan negara. *”
