Reportase : Bayu Sukma Kelana
Pemimpin Redaksi : Hairuzaman
KOTA SERANG | Kabarexpose.com —
Pendidikan dan Pelatihan jurnalistik bertajuk “Meningkatkan Kompetensi Wartawan” digelar di Kedai Tepi Sawah, Kota Serang, Banten, pada Sabtu (25/1/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan wartawan dari berbagai daerah yang begitu antusias mengikuti pelatihan guna meningkatkan profesionalisme mereka di dunia jurnalistik.
Ketua DPD Perkumpulan Jurnalis Indonesia Demokrasi (PJID) Provinsi Banten, Hairuzaman, menjelaskan, pelatihan ini merupakan upaya mendalam untuk memperkaya ilmu wartawan. “Kegiatan ini sangat penting agar wartawan bisa memahami profesi mereka secara profesional dan memiliki pandangan luas dalam menjalankan tugas di lapangan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Hairuzaman merinci mengenai teknik menulis berita straight news/lempang. Dimana berita straight news atau lempang adalah jenis laporan berita yang disampaikan secara langsung dan tanpa dibumbui oleh opini penulis. Berita straight news juga sangat sederhana dan bertujuan untuk memberikan informasi dasar tentang peristiwa atau topik tertentu ¹.
Hairuzaman juga membahas berita feature atau karangan khas, tulisan essei dan teknik menulls opini/artikel. Ia membahas pula terkait syarat menulis judul, plot (kepala berita), tubuh berita dan penutup berita.Termasuk pula penulisan berita yang tidak boleh mengabaikan kaidah jurnalisme seperti menerapkan rumus 5W+1H.
Menurut Hairuzaman, wartawan harus peka terhadap isu-isu masyarakat kecil, seperti kasus kelaparan, rumah roboh, atau bencana banjir. “Berita semacam itu perlu diangkat agar pemerintah dan publik tahu dan dapat memberikan bantuan. Kita, yang dekat dengan pemerintah, bisa menjembatani hal tersebut,” tegasnya.
Dalam sesi lainnya, Yuyi Rohmatunisa, redaktur Kabar Expos dan Harian Expos, menyoroti pentingnya pemahaman terhadap Undang-Undang Pers. “Seorang wartawan tidak cukup hanya mengetahui nomor undang-undangnya. Mereka harus memahami setiap pasal dengan rinci agar pemberitaan tetap sesuai kaidah jurnalistik,” ungkap Yuyi.
Ia juga menekankan pentingnya menghindari berita yang tidak benar. “Berita bohong bisa merugikan banyak pihak. Wartawan harus bertanggung jawab dan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, Yuyi mengingatkan wartawan untuk menjaga moralitas dalam kebebasan berpendapat, seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar.
“Jurnalis adalah pilar keempat demokrasi. Mereka harus menyampaikan informasi dengan cara yang baik, tidak provokatif, dan menjaga persatuan bangsa,” jelasnya.
Yuyi juga menyampaikan pandangannya tentang masa depan profesi wartawan yang sangat terbuka. “Profesi wartawan memberikan banyak peluang. Mereka bisa menjadi guru, kepala daerah, diplomat, atau bahkan humas. Namun, yang membedakan wartawan dari profesi lain adalah moralitas dan tanggung jawabnya,” katanya.
Ia juga menyoroti bahwa profesi wartawan sering disalahartikan di masyarakat. “Hari ini masih banyak yang mengira bahwa konten kreator atau admin media sosial adalah wartawan. Padahal, menjadi wartawan membutuhkan pemahaman mendalam,,” tegasnya.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para wartawan dapat menjalankan tugas mereka secara profesional, bermoral, dan bertanggung jawab, serta mampu menjadi penggerak perubahan positif di masyarakat.