Google search engine
HomeCatatan PojokKantin Sang Kiyai

Kantin Sang Kiyai

Okeh : M. Ishom el Saha

(Dosen UIN SMH Banten)

Setiap bel istirahat berbunyi, para santri berhamburan keluar kelas dan bergegas menuju kantin di pojok pesantren. Waktunya mereka menyantap bakwan dan mendoan hasil olahan Kang Sobirin yang rasanya gurih dan renyah.

Satu persatu gorengan bakwan dan mendoan dan cabe rawit hijau yang tersedia di nampan diambil santri secara bergiliran sampai ludes. Kang Sobirin sebagai penjaja gorengan pun ikut dibuat ribut menerima dan mengembalikan uang jajanan santri.

Laci berisi uang yang diletakkan di bawah meja saji dagangan juga kelihatan penuh isi. Tak ayal, sehingga dibiarkan terbuka oleh Kang Sobirin. “Alhamdulillah, dagangan ludes dan uang setoran untuk Pak Kiyai cukup banyak,” gumam Kang Sobirin sambil menyeka peluh di dahinya menggunakan kain lap.

Kang Sobirin adalah khodam (pembantu) yang secara khusus ditugasi untuk menjaga kantin Kiyai. Dengan penuh ikhlas dia membantu Kiyai sembari berharap dapat berkah dari Kiyai. Waktu menimba ilmu (ngaji), Kang Sobirin pun lebih banyak tergantikan dengan menjaga Kantin Kiyai. Dia yakin kalau pengabdiannya ikhlas dan Kiyai juga ikhlas dengan apa yang dilakukan Kang Sobirin, maka kelak dapat memetik berkah.

Kang Sobirin senang sekali ditugasi Kiyai menjaga kantin. Akan tetapi, di awal tahun 2025, sesudah santri masuk kembali ke pesantren pasca liburan, Kang Sobirin kelihatan sering melamun dan bermuram durja.

“Kalau para santri dapat makan gratis dari pemerintah, apa saya masih bisa mengabdi kepada sang Kiyai? Apakah Bakwan dan mendoan buatanku masih tetap dibeli para santri, setelah ada program makan gratis untuk santri pesantren?” ujar Kang Sobirin dengan suara lirih.

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments