Reportase: Maman Suherman
Pemimpin Redaksi : Hairuzaman
SERANG – Kabarexpose.com |
Program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 23 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) telah melakukan terobosan dengan memanfaatkan potensi lokal singkong di Desa Cisait. Selama ini, singkong dari desa tersebut hanya dijual dalam bentuk mentah tanpa nilai tambah. Melalui inisiatif dari mahasiswa, Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Cisait diajak untuk mengolah singkong menjadi opak, yang memiliki nilai jual lebih tinggi, pada Jum’at (6/9/2024)
“Kami melihat singkong hanya dijual mentah, padahal bisa diolah menjadi produk dengan nilai tambah. Oleh karena itu, kami mengajak ibu-ibu KWT untuk bersama-sama mengolah singkong menjadi opak. Kami juga membuat alat parut singkong untuk memudahkan proses pengolahan dan meningkatkan efisiensi,” ujar Tomi Irawan dalam sambutannya.
Moh. Husni S.E., M.Ak, selaku Dosen Pendamping Lapangan (DPL) KKM 23, menambahkan, mahasiswa memiliki rasa ingin tahu dan semangat untuk mengeksplorasi potensi yang ada di desa. Desa Cisait memiliki kebun singkong yang cukup luas. Sehingga mahasiswa berinisiatif menjadikannya bahan olahan bernilai jual. Mereka juga sangat antusias berkolaborasi dengan ibu-ibu KWT dalam memproduksi opak.
Inovasi lain yang dilakukan mahasiswa adalah pembuatan alat parut singkong yang dapat mempercepat dan mempermudah proses pengolahan. Rizal, Ketua Bidang Teknologi Tepat Guna, menjelaskan, alat parut ini menggunakan sistem kontrol sederhana dan mudah dioperasikan dengan tombol on/off. Dengan alat ini, pekerjaan menjadi lebih ringan dan produktivitas meningkat. Dalam pembuatannya, kami melakukan berbagai tahapan seperti desain, perakitan, hingga pengujian alat.
Program ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Cisait dengan memanfaatkan potensi lokal secara lebih optimal dan memberikan dampak positif bagi perekonomian desa.