Mimpi Israel di Siang Bolong

Benyamin Netanyahu Anggap Remeh Iran

Oleh : Hairuzaman
(Penulis Buku dan Senior Jurnalis)

Perang rudal antara Iran Vs Israel hingga saat ini masih terus berkecamuk. Celakanya, Israel terlalu menganggap remeh terhadap kekuatan yang dimiliki oleh rivalnya Iran — yang notabene mempunyai pengalaman panjang dalam bergerilya di medan perang.

Perdana Menteri (PM) Israel, Benyamin Netanyahu,, justru salah dalam menilai kekuatan yang dimiliki oleh Iran. “Netanyahu bermimpi dapat melenyapkan 40+ tahun pencapaian nuklir damai,” Demikian tulis Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam sebuah situs resmi.

Abbas Araghobi menilai bahwa Perdana Menteri (PM) Israel, Benyamin Netanyahu, justru keliru dalam menilai Iran. Saat ini Iran telah melahirkan ratusan ahli nuklir. Karena itu, jika Benyamin Netanyahu sesumbar akan melenyapkan Iran, maka itu adalah mimpi Israel di siang bolong.

Pasalnya, sambung Abbas Araghobi, kemajuan program nuklir Iran yang telah dicapai lebih dari empat dekade. Para ilmuwan nuklir Iran telah melatih ratusan mahasiswa. Kendati ada upaya Israel untuk menggagalkan program tersebut.

Hal ini dapat dilihat dalam sebuah postingan yang dipublikasikan di X, Araghchi. Awalnya menggambarkan kegagalan perang Israel di Gaza sebelum menyinggung program nuklir damai Iran.

Kekinian, Iran melepas serangan sebanyak 5 nuklir ke arah Israel. Dikabarkan, serangan nuklir Iran tersebut mampu memporak-porandakan pusat-pusat militer Israel yang sangat vital. Termasuk pula meruntuhkan bangunan mewah dan ribuan warga Israel metegang nyawa.

Tentu saja, serangan rudal Iran yang membabi-buta dan menyasar tempat-tempat strategis Israel tersebut membuat PM Israel, Benyamin Neranyahu “kebakaran Jenggot”. Ternyata, kekuatan militer Iran tak bisa dipandang sepele oleh militer Israel.

Sementara itu, jalur diplomasi antara Iran dan Israel semakin melonggar jauh.  Tak pelak, akibatnya perang antara kedua negara tersebut terus berkecamuk dan menelan ribuan korban jiwa di kedua belah pihak.

Sementara situs-situs nuklir Iran yang diserang oleh Israel pada bulan lalu, Perdana Menteri Iran, Abbas Araghchi menulis: “Netanyahu bermimpi dapat melenyapkan 40+ tahun pencapaian nuklir damai”.

Tercatat, setiap belasan akademisi Iran yang gugur di tangan tentara bayarannya telah melatih 100+ murid yang terlatih. Mereka kemudian akan menunjukkan kepada PM Israel, Benyamin Netanyahu apa yang mampu mereka lakukan.

Sejauh ini Araghchi mengkritik apa yang dia sebut sebagai pengaruh Benyamin Netanyahu terhadap kebijakan Amerika Serikat, yang mengklaim bahwa setelah gagal mencapai tujuan perangnya di Iran—dan beralih ke Amerika Serikat untuk mendapatkan dukungan ketika rudal Iran menghantam situs-situs Israel yang dirahasiakan, yang menurutnya terus disensor oleh Netanyahu.

Perdana Menteri Israel, Bemyamin Netanyahu itu sekarang secara terbuka mendikte apa yang boleh atau tidak boleh dikatakan atau dilakukan Washington dalam negosiasi dengan Teheran.

“Terlepas dari lelucon bahwa Iran akan menerima apa pun yang dikatakan penjahat perang yang diburu, pertanyaan yang tak terelakkan muncul: apa sebenarnya yang dihisap Netanyahu?,” tulis sebuah situs tersebut mengomentari Israel.

Apa sebenarnya yang dimiliki Mossad di Gedung Putih?” Kendati Presiden AS, Donald Trump, sejauh ini tak pernah secara eksplisit menentang keinginan PM Israel, Benyamin Netanyahu, untuk menyerang Iran. Namun,vdia tetap lebih memilih jalur diplomasi ketimbang melalui gencatan senjata.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *