Israel Mimpi Bisa Lenyapkan Nuklir Iran, Kini Muncul Ratusan Ilmuwan Nuklir Baru

Iran Latih 100 Lebih Ilmuwan Nuklir

TEHERAN | Kabarexpose.com —

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi mengatakan, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu keliru dan hanya bermimpi jika meyakini bisa melenyapkan kemajuan program nuklir Iran yang telah dicapai lebih dari empat dekade.

Menurut ia, para ilmuwan nuklir Iran telah melatih ratusan mahasiswa meskipun ada upaya Israel untuk menggagalkan program tersebut. Dalam sebuah postingan yang dipublikasikan di X, Araghchi awalnya menggambarkan kegagalan perang Israel di Gaza sebelum menyinggung program nuklir damai Iran.

“Netanyahu menjanjikan kemenangan di Gaza hampir dua tahun lalu,” tulis dia. “Hasil akhirnya: rawa militer, menghadapi surat perintah penangkapan atas kejahatan perang, dan 200.000 anggota baru Hamas,” lanjut dia, yang dilansir Middle East Monitor, pada Selasa (15/7/2025).

Menyoroti situs-situs nuklir Iran yang diserang Israel bulan lalu, Araghchi menulis: “Netanyahu bermimpi dapat melenyapkan 40+ tahun pencapaian nuklir damai.

Hasil akhirnya: setiap belasan akademisi Iran yang gugur di tangan tentara bayarannya telah melatih 100+ murid yang cakap. Mereka akan menunjukkan kepada Netanyahu apa yang mampu mereka lakukan.

Araghchi juga mengkritik apa yang dia sebut sebagai pengaruh Netanyahu terhadap kebijakan Amerika Serikat, mengeklaim bahwa setelah gagal mencapai tujuan perangnya di Iran—dan beralih ke Amerika Serikat untuk mendapatkan dukungan ketika rudal Iran menghantam situs-situs Israel yang dirahasiakan, yang menurutnya terus disensor oleh Netanyahu—Perdana Menteri Israel itu sekarang secara terbuka mendikte apa yang boleh atau tidak boleh dikatakan atau dilakukan Washington dalam negosiasi dengan Teheran.

Mengecam tujuan perang Netanyahu yang bertentangan dengan pencapaian nuklir damai Iran, dia menutup postingannya dengan mengatakan: “Terlepas dari lelucon bahwa Iran akan menerima apa pun yang dikatakan penjahat perang yang diburu, pertanyaan yang tak terelakkan muncul: apa sebenarnya yang dihisap Netanyahu?

Dan jika tidak ada, apa sebenarnya yang dimiliki Mossad di Gedung Putih?” Meskipun Presiden AS Donald Trump tidak pernah secara eksplisit menentang keinginan Netanyahu untuk menyerang Iran lagi, dia tetap lebih memilih diplomasi. (Hrz/Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *