Oleh : Hairuzaman.
(Penulis Buku dan Praktisi Pers)
Suasana “Bahagia” menyelimuti Bupati dan Wakil Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiyah dan Najib Hamas, pasca dilantik secara resmi oleh Gubernur Banten, Andra Soni. Tampak wajah Bupati Rachmatuzakiyah berseri-seri seolah tak memanggul beban dipundaknya.
Perjalanan politik istri Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Yandri Susanto, ini memang dinilai tak semulus yang dibayangkan. Pasalnya, jalan terjal dan berliku sempat ia lalui pasca Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan rival politiknya, Andika Hazrumy dan Nanang. Palu MK pun diketok. Putusan inkrah MK berupa Pemilihan Suara Ulang (PSU) untuk Pilkada Kabupaten Serang lantaran dinilai adanya sinyalemen terjadi banyak pelanggaran.
Celakanya, hasil PSU justru pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiyah dan Najib Hamas mendulang suara lebih tinggi ketimbang kemenangannya di putaran pertama Pilkada. Pasangan Rachmatuzakiyah dan Najib Hamas meraup sekitar 66 persen lebih suara. Sementara pasangan Andika Hazrumy dan Nanang hanya meraup 24 persen suara. Sebagai catatan PSU Pilkada Kabupaten Serang menguras APBD sebesar Rp.48 Miliar.
Usai pelaksanaan PSU Pilkada Kabupaten Serang, dengan kemenangan yang telak, sorak-sorai pendukung Rachmatuzakiyah dan Najib Hamas pun sontak bergemuruh. Sesuai jatgon yang diusungnya “Bahagia” bersama Rachmatuzakiyah dan Najib Hamas. Masyarakat Kabupaten Serang ssjauh ini memang menghendaki adanya suatu perubahan. Adanya ketersediaan lapangan pekerjaan, pendidikan gratis, pembangunan infrastrtukur yang merata, pencemaran lingkungan dan permasalahan lainnya. Termasuk dapat mencari solusi untuk mengatasi masalah sampah yang berserakan di setiap sudut kota hingga ke pelosok desa.
Program 100 hari Bupati dan Wakil Bupati Serang, Rachmatuzakiyah dan Najib Hamas, memang harus fokus dalam menangani masalah sampah. Misalnya, dengan menentukan lokasi Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA), menambah jumlah anggaran, menambah jumlah armada sampah, termaauk pula sumber daya manusianya. Hal inilah sebenarnya yang menjadi biang kerok bertumpuk-tumpuknya sampah dimana-mana. Hingga akhornya dapat mencemari lingkungan.
Pengelolaan sampah melalui Bank Sampah dan teknologi ramah lingkungan juga harus ditempuh oleh Bupati Rachmatuzakiyah. Tentu saja, hal ini perlu adanya keseriusan dan langkah-langkah yang solutif dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Bukan hanya program di atas kertas dan setelah itu hilang bak ditelan bumi. *”