GAZA | Kabarexpose.com —
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengungkapkan, pada Jumat (23/5/2025), masyarakat Palestina tengah mengalami “fase terkejam” dari konflik yang terjadi di Gaza. Setelah memblokade bantuan kemanusiaan selama lebih dari dua bulan, penjajah Israel mengizinkan masuknya truk bantuan namun dengan jumlah terbatas dan di satu sisi meskipun mereka tetap melanjutkan serangan dengan dalih menghancurkan Hamas.
Pejabat dari badan pertahanan sipil Gaza, Mohammed al-Mughayyir, melaporkan sedikitnya 71 orang terbunuh akibat serangan udara Israel pada hari yang sama, serta “ratusan orang mengalami luka-luka dan banyak korban lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan.”
Antonio Guterres menekankan, Israel harus mengizinkan dan memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan, dan mencatat bahwa hanya 115 dari 400 truk yang diizinkan masuk ke Gaza yang berhasil didistribusikan.
“Bantuan yang masuk saat ini ibarat setetes air di tengah lautan kebutuhan,” ujarnya, seperti yang dikutip dari Arab News, pada Sabtu (24/5/2025).
Namun, Guterres juga menunjukkan adanya kendala, dengan menyebutkan dari hampir 400 truk yang diizinkan memasuki Gaza baru-baru ini, hanya 115 yang berhasil diambil.
“Semua bantuan yang diizinkan hingga saat ini hanya sepersekian sendok teh bantuan ketika banjir bantuan sangat dibutuhkan,” tambahnya dalam sebuah pernyataan.
“Sementara itu, serangan militer Israel semakin meningkat dengan tingkat kematian dan kehancuran yang sangat mengkhawatirkan,” kata Guterres.
Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan bahwa 15 truk mereka dijarah di Gaza selatan saat mengangkut bahan untuk pembuatan roti yang mereka dukung.
Guterres menegaskan, kelaparan, keputusasaan, dan kecemasan tentang apakah lebih banyak bantuan pangan akan datang, berkontribusi pada meningkatnya ketidakamanan.
Dalam pernyataannya, badan PBB tersebut menyerukan kepada otoritas Israel untuk mengirimkan bantuan pangan dalam jumlah yang jauh lebih besar ke Gaza dengan lebih cepat.
Operasi militer Israel yang kejam di Gaza dilanjutkan pada 18 Maret, menandai berakhirnya gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza pada Jumat (23/5), Israel membunuh sedikitnya 3.673 orang sejak gencatan senjata berakhir, sehingga total korban mencapai 53.822 orang. (Hrz/Red).