GAZA | Kabarexpose.com —
Kelompok Hamas mengatakan pihaknya telah menembakkan sekitar 10 roket ke kota-kota di selatan Israel pada hari Minggu. Itu sebagai respons atas pembantaian warga sipil di Gaza oleh militer Zionis.
Militer Israel mengakui ada sekitar 10 proyektil yang ditembakkan dari Gaza, tetapi mengeklaim berhasil mencegat sebagian besar proyektil tersebut.
Channel 12 Israel melaporkan serangan roket di kota selatan Ashkelon.
Layanan darurat Israel mengatakan mereka merawat satu orang yang cedera akibat pecahan peluru dan tim sedang dalam perjalanan ke lokasi roket yang jatuh.
Layanan tersebut juga merilis video yang menunjukkan kaca mobil yang pecah dan puing-puing berserakan di jalan-jalan.
Kemudian pada hari Minggu, militer Israel memposting perintah evakuasi baru di X, yang menginstruksikan penduduk beberapa distrik di kota Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah untuk meninggalkan daerah mereka, dengan alasan penembakan roket sebelumnya.
“Ini adalah peringatan terakhir sebelum serangan,” bunyi peringatan militer Israel, seperti dikutip dari The New Arab, Senin (7/4/2025).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang sedang dalam penerbangan ke Washington untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, diberi pengarahan tentang serangan roket tersebut oleh Menteri Pertahanannya, Israel Katz.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya mengatakan Netanyahu menginstruksikan agar respons “kuat” dilakukan dan menyetujui kelanjutan aktivitas intensif oleh militer Israel.
Otoritas kesehatan setempat di Gaza mengatakan serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 44 orang di seluruh Jalur Gaza pada hari Minggu.
Fase pertama gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada tanggal 19 Januari setelah 15 bulan perang dan melibatkan penghentian pertempuran, pembebasan beberapa tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas, dan pembebasan beberapa tahanan Palestina.
Namun, Israel mengatakan pada 19 Maret bahwa pasukannya melanjutkan operasi darat di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan. Kedua pihak saling menyalahkan atas kebuntuan dalam pembicaraan gencatan senjata.
Lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel di Gaza, kata pejabat Palestina.
Perang di Gaza pecah setelah ribuan orang bersenjata yang dipimpin Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menculik 251 orang sebagai sandera, menurut penghitungan Israel. (Red).