TANGERANG | Kabarexpose.com —
Sekolah Dasar (SD) Kasih Bangsa yang beralamat di Villa Tomang Baru Blok 3 No.11-14 Desa Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, diduga kuat melakukan praktik manipulasi data dan jumlah siswa untuk mendapatkan kucuran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun Anggaran (TA) 2023 dan TA 2024
Hal itu ditegaskan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Relawan Penulis Aktivis dan Pewarta (DPW. Pelita Prabu) Provinsi Banten, RBA. Simamora, kepada wartawan, pada Jum’at (31/1/2025)
Menurut ia, berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh Pelita Prabu, menyebutkan,. data yang diperoleh dari laporan penggunaan dana BOS untuk SD Kasih Bangsa besarannya pada TA 2023 Tahap 1 yang diterima sebesar Rp.90.011.600,- dengan jumlah siswa sebanyak 99 orang. Hal itu sesuai Kepmendikbutristek No : 3/P/2023.
Kemudian, sambung Simamora lagi, sesuai Kepmendikbutristek No : 462/P/2023, untuk dana BOS TA 2024 sebesar Rp.88.270.000,- dengan jumlah siswa sebanyak 97 orang.
Dijelaskan Simamora, sesuai aturan, besaran dana BOS untul SD Kasih Bangsa diberikan sesuai jumlah siswa, dengan besaran Rp 900.000,-/siswa. Celakanya, jumlah siswa SD Kasih Bangsa tidak jelas. Apakah mengacu pada Dapodik atau di lapangan yang hanya kurang lebih 40 siswa yang belajar di sekolah tersebut.
“Ternyata jumlah siswa SD Kasih Bangsa tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Diduga ada perbedaan jumlah siswa yang signifikan antara yang ada di lampiran Kepmendikbutristek dan data Dapodik serta yang ada di lapangan pada saat proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, Kemana Pengawas Dinas Pendidikan, Inspektorat Kabuoaten Tangerang dan Pengawas Internal Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang,” tandasnya.
Lebih Lanjut Simamora, mengatakan, pihaknya dari DPW Pelita Prabu Provinsi Banten, seminggu yang lalu sudah melayangkan surat kepada Kepala SD Kasih Bangsa dan ditembuskan Ke Dinas Pendidikan dan Inspekturat Kabupaten Tangerang. Namun sampai daat ini belum ada jawaban.
Sampai berita ini disitat, Kepala SD Kasih Bangsa Kabupaten Tangerang, belum berhasil dikonfirmasi wartawan terkait dugaan manipulasi data siswa yang merugikan keuangan negara tersebut. (Raja).