Oleh : HAIRUZAMAN
(Penulis Buku dan Praktisi Pers)
Taipan Sugianto Kusuma alias Aguan ialah Big Bos dibalik proyek mercusuar pemerintah Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Dimana menjadi kontroversi dan menggegerkan jagat Banten. Proyek mercusuar Agung Sedayu Group itu kini berada di ujung tanduk.
Pasalnya, berbagai elemen masyarakat mulai dari NGO, Padepokan Pendekar, Tokoh Ulama dan Tokoh Masyarakat Banten serta berbagai elemen yang lainnya menolak keras kehadiran PIK 2 yang digarap Aguan dengan membenamkan dana investasi puluhan miliar tersebut.
Hembusan angin badai pun saat ini tengah menerpa kencang proyek mercusuar milik Taipan lokall tersebut. Tak ayal, belum lama ini, MUI pun telah melayangkan rekomendasi penolakan PSN PIK 2 sesuai hasil Mukernas IV MUI. Rekomemdasi penolakan PSN PIK 2 itu kini sudah berada di meja Presiden Prabowo Subianto dan tinggal menunggu keputusan saja.
Celakanya, beberapa statment Menteri dalam Kabinet Merah Putih memberikan sinyal semakin memperburuk peluang bagi masa depan proyek raksasa dan kecilnya peluang Aguan untuk melanjutkan proyek mercusuar tersebut.
Sebut saja seperti Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid, yang menyebut PSN PIK 2 telah melanggar izin yang dikantongi. Pasalnya, Kementerian ATR/BPN hanya mengeluarkan izin lahan seluas 1.755 hektare. Akan tetapu faktanya, Agung Sedayu Group ternyata telah melanggar hal itu dengan memperluas lahan yang dibebaskan untuk PSN PIK 2
Dalam membebaskan lahan untuk PSN PIK 2 itu, Taipan Sugianto Kusuma alias Aguan terbilang cukup rakus. Lahan milik warga di Teluk Banten Utara digusur tanpa ganti rugi yang layak. Agung Sedayu Group juga membuat pagar dengan mengurug laut sepanjang 23,5 kilometer. Padahal selama ini tidak ada regulasi mengenai jual beli laut. Karena kekayaan alam dan laut itu sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Bukan untuk memperkaya Taipan lokal Aguan yang rakus.
Pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto diharapkan mau mendengarkan keluhan dan keinginan rakyat Banten untuk meninjau ulang kembali, bahkan membatalkan proyek mercusuar itu lantaran sama sekali tidak berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Banten. PSN PIK 2 merupakan warisan oligarki yang haus akan kekuasan tanpa memperhitungkan dampak negatifnya bagi masyarakat Banten. *”