Reportase : Sukardi / Antoni.
Pemimpin Redaksi : Hairuzaman.
SERANG | Kabarexpose.com —
Saat ini ternyata masih banyak masyarakat strata bawah yang kondisi rumahnya tidak layak huni.Salah satunya rumah milik keluarga Nurwati (47) dan kedua anaknya, warga Kampung Binong RT.05/RW.02 Desa Pasir Kembang, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten.
Menurut Nurwati,yang tinggal bersama dua anaknya sedangkan anak yang besar sudah berumah tangga yang tempat tinggalnya jauh dari rumah saya. Menurut ia, saya sudah lama hidup menjanda tetapi saya dan ke dua anak tidak putus asa untuk selalu bekerja dengan mengumpulkan barang rongsokan untuk menyambung hidup,” ujarnya.
Akan tetapi, dirinya merasa khawatir dengan rumah yang ditempati ketika di musim penghujan dan ada angin kencang dan di beberapa titik rumah mengalami kebocoran. Saya dan anak merasa tidak nyaman khawatir rumah ambruk.
Menurut Nurwati, dirinya tinggal bersama anak ,”Saya sangat berharap agar rumah tempat saya tinggal bisa dibantu oleh instansi terkait atau pihak pemerintah, sehingga saya dan keluarga bisa tinggal nyaman dan aman,”harapnya.
“Karena boro-boro untuk membangun rumah,untuk biayaya kebutuhan sehari-hari saja saya sulit.Penghasilan saya tidak tetap untuk kebutuhan dasar seperti makan saja sangat terasa sulit.Saya dan ke 2 anak mengais rizki dari hasil mulung barang-barang bekas (Rongsokan-Red).
Nurwati menuturkan, pihaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mengandalkan dari hasil mengumpulkan rongsokan. Dari hasil mengumpulkan barang rongsokan setiap tiga hari sekali saya jual dan menghasilkan uang Rp 30,000,”ujar Nurwati berlinang air mata.
Hal senada dikatakan Kepala Desa Pasir Kembang, Saepudin. Pihaknya membenarkan ,rumah ibu Nurwati ini sudah sangat memprihatinkan. Rumah yang di tempati hasil swadaya antara saya bersama warga Kampung Binong.
“Mudah-mudahan siapa pun yang mau membantu rumah ibu Nurwati, saya sangat berterima kasih. Karena rumah tersebut, yang beratapkan asbes sumbangan dari warga,dan tampak dinding yang bolong-bolong sudah dan sudah ditambal disana-sini. Apalagi di musim hujan mengalami bocor di beberapa titik. Saya merasa gamang ketika ada angin kencang, takut rumah ini roboh dan menimbulkan korban jiwa,” urai Saepudin.