Oleh : HAIRUZAMAN
(Editor In Chief dan Penulis Buku)
Istilah Vox Populi Vox Dei, pada ghalibnya dapat diterjemahkan secara sederhana yang bermakna “Suara Rakyat adalah Suara Tuhan”. Istilah Vox Populi Vox Dei ini berasal dari bahasa Latin yang mempunyai proses sejarah begitu panjang.
Adagium Vox Populi Vox Dei merupakan pendapat rakyat dianggap sebagai perwakilan suara ilahiah. Pasalnya, rakyat mempercayakan kepada harkat, martabat dan kewibawaan politik terhadap penguasa. Hal itu guna mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Dalam dunia jurnalisme, istilah Vox Populi Vox Dei digunakan untuk mengetahui pendapat orang biasa di jalan-jalan (man on the street) tentang suatu hal. Selain itu, istilah Vox Populi Vox Dei juga sering digunakan dalam sistem peradilan mengenai sistem juri. Hakim meneguhkan keputusan para juri dalam sebuah perkara di pengadilan.
Sejarah Vox Populi.Vox Dei mulai muncul awal berkembangnya demokrasi modern, sejak revolusi Prancis. Frase adagium ini sejatinya hendak melawan semboyan klasik yaitu, Vox Rei, Vox Dei, artinya “Suara Raja adalah Suara Tuhan”. Semboyan ini ialah sebuah prinsip dasar Teokrasi dari bentuk pemerintahan monarki. Dimana Raja mendapatkan legitimasi dari klaimnya bahwa dia adalah Wakil Tuhan di bumi.
Raja tidak dipilih oleh rakyat, akan tetapi diurapi Tuhan dan kekuasaannya diwariskan secara turun-temurun kepada keturunannya. Berdasarkan klaim tersebut. Raja tidak pernah bertanggungjawab terhadap rakyat, tetapi terhadap Tuhan.
Narasi dalam adagium “Vox Populi Vox Dei” yang populer itu bergema kembali menjelang Pemilu dan Pilpres 2024 ini. Diharapkan Pilpres saat ini akan muncul figur pemimpin yang jujur, siddiq (amanah). tabligh dan fathonah.
Tentu saja harapan rakyat itu harus di implementasikan bukan hanya tertuang dalam visi dan misi Capres/Cawapres saja. Sebab, saat ini rakyat tak mau lagi di iming-imingi janji-janji palsu belaka. Karena, di alam demokrasi ini rakyat lah yang berkehendak dan kedaulatan itu ada di tangan rakyat. Karena, suara rakyat adalah suara Tuhan. *”
