Salah satu penumpang kereta api Turangga, Heri menceritakan awal mula tabrakan maut dengan komuterline Bandung Raya. Dirinya duduk di gerbong ketiga. Sementara itu, gerbong lokomotif, satu dan dua mengalami kerusakan yang parah.
“Saat itu saya setelah salat subuh pukulĀ 5 pagi, saya tidak tidur dan sudah bersiap turun karena kurang dua lagi akan sampai diĀ stasiun Bandung. Penumpang yang masih tidur banyak yang terlempar dari dalam gerbong,” ujarnya, Jumat (5/1/2024).
Heri mengakatakan, banyak penumpang yang panik dan dirinya memberanikan diri untuk melihat keadaan, ternyata terjadi tabrakan dengan kereta komuter line.
“Ini salah satu kejadian yang pertama saya alami,” ucapnya.
Hari mengatakan, dia sendirian naik kereta api Turangga dari Stasiun Surabaya Gubeng pukul 20.00 WIB. Dan sesuai dengan jadwal, kereta akan tiba di StasiunĀ BandungĀ pukul 07.00 WIB.
“Jadi saat saya ngobrol sama penduduk setempat, seharusnya kereta komuter ini berhenti dulu bergantian melintas, tapi ini yang terjadi malah kereta komuter berjalan,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Heri, berdasarkan keterangan warga, Biasanya ada sinyal tapi tidak mengangkat, artinya ada kode khusus melintas secara bergiliran karena ini merupakan rel tunggal.
“Saat ini saya menunggu mobil untuk dievakuasi di rumah sakit terdekat. Saya cuma luka lecet di kaki. Banyak penumpang kereta api yang luka di kepala, penumpang dari gerbong dua dan tiga,” ucapnya
Jalur Tak Dapat Dilintasi
EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan jalur rel antara Haurpugur-Cicalengka untuk sementara tidak dapat dilalui akibat kecelakaan tersebut.
“KAI saat ini sedang berusaha melakukan upaya evakuasi kepada para penumpang di dua KA yang mengalami musibah tersebut,” ucap dia.
KAI menyampaikan permohonan maaf atas terganggunya pelayanan akibat kecelakaan antaraĀ KA TuranggaĀ relasi Surabaya Gubeng-Bandung dan Commuterline Bandung Raya di Km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur-Stasiun Cicalengka pada Jumat pukul 06.03 WIB tersebut