BANYUWANGI – Kabarexpose.com —
Komunitas Jurnalis Banyuwangi Selatan (JBS), komitmen menjadi pelopor jurnalis anti hoaks. Ikrar tersebut dilontarkan pasca kegiatan Upgrading Jurnalistik yang digelar di Kedai Tahu Petis 99 Genteng, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (19/12/2023).
“JBS (Jurnalis Banyuwangi Selatan), Komitmen Jadi Pelopor Jurnalis Anti Hoaks,” lantang puluhan jurnalis Komunitas JBS, peserta Upgrading Jurnalistik.
Upgrading Jurnalistik ini sengaja digelar guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) jurnalis anggota Komunitas JBS. Sesuai dengan tema yang diusung “Menjadi Jurnalis Anti Hoaks”, disini mereka digembleng tentang bagaimana membuat produk jurnalistik atau pemberitaan yang berkualitas dan akurat.
Para awak media tersebut juga diajak memahami perbedaan media sosial (medsos) dan produk jurnalistik. Termasuk mengupas kembali tentang jurnistik dasar.
Memastikan materi yang diterima benar-benar berkualitas, komunitas yang dibentuk oleh Syamsul Arifin alias Mas Bono, jurnalis media online TIMES Indonesia ini menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten. Seperti Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyuwangi, Gatut Himawan. Kontributor CNN TV sekaligus Ketua Bidang Organisasi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Banyuwangi, Qobid Chofi Zamani dan jurnalis Detikcom Banyuwangi, Eka Rimawati.
“Sementara pemberitaan produk jurnalistik isinya bisa dipertanggung jawabkan,” katanya.
Sedang Chofi Zamani, panggilan karib Ketua Bidang Organisasi IJTI Banyuwangi, membeberkan sejumlah tips menghindari pemberitaan hoaks. Salah satunya dengan melakukan liputan secara Cover Both Side. Atau melibatkan dua sudut pandang berbeda dalam proses penggalian data.
“Artinya dalam peliputan jurnalis wajib netral atau tidak berpihak. Prinsipnya, Cover Both Side, merupakan suatu kewajiban yang harus diterapkan oleh jurnalis,” paparnya.
Sementara itu, jurnalis Detikcom, Eka Rimawati, mengulas tentang teknik wawancara. Sebuah etika yang penting untuk dipahami oleh seluruh jurnalis dalam menjalankan tugas peliputan. Diantaranya tentang bagaimana etika wartawan dalam memperkenalkan diri kepada narasumber. Menyiapkan daftar pertanyaan hingga teknik bagaimana agar proses wawancara mampu memberi kesan.
“Profesi jurnalis merupakan profesi yang tidak mudah. Jurnalis harus mampu menjadi corong bagi pihak yang tidak bisa bersuara, namun tetap mengedepankan etika dan fakta,” katanya.
Ketua Komunitas JBS, Joko Prasetyo, mengaku senang dengan terlaksananya kegiatan Upgrading Jurnalistik ini. Menurutnya, dia bersama puluhan anggota Komunitas JBS, sangat membutuhkan wawasan dan ilmu untuk peningkatan kapasitas SDM.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Dewan Pendiri kami, Bapak Syamsul Arifin alias Mas Bono, serta Bapak Gatut, Bapak Chofi dan Bu Eka Rimawati, yang telah berkenan memberikan asupan ilmu kepada anggota komunitas kami, Komunitas JBS (Jurnalis Banyuwangi Selatan),” ucapnya.
Jurnalis media online Petisi.co tersebut juga menyampaikan bahwa menjadi pelopor jurnalis anti hoaks sangat penting dilakukan. Mengingat dalam waktu dekat akan dihelat pesta demokrasi lima tahunan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) dan pemilihan Umum Legislatif (Pileg). Disisi lain, semua sepakat bahwa kabar hoaks memang harus diperangi lantaran dapat memicu terjadinya perpecahan, konflik hingga gangguan kondusifitas keamanan.
Upgrading Jurnalistik dengan tema “Menjadi Jurnalis Anti Hoaks”, yang digelar Komunitas JBS ini terselenggara atas dukungan pelaku investasi PT Bumi Suksesindo (PT BSI). Anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk yang beroperasi di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut memang berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan SDM awak media Bumi Blambangan.