KabarExoose.com,Kab.Serang Banten -Saat Betonisasi Jalan Poros Desa Mandaya malam hari ini (Senin, 21/04/2020) dari Anggaran Dana Desa Tahap 1 TA 2020 di persoalkan.
Dari hasil investigasi tim saat menyambangi lokasi kegiatan, pada TM ke 10, Kabid Investigasi GP3B bermaksud agar dilakukan uji slump sebelum beton K300 di gelar, namun ditolak oleh technisi dari PT.Dwi Beton Indonesia yang enggan menyebutkan namanya.
DPP Gerakan Pemuda Pemerhati Pembangunan Banten (GP3B) melalui Kabid Investigasinya mengatakan “Sudah saya sampaikan agar diuji slump, pihak technisi dari PT. Dwi Beton menolak, katanya sudah pada TM pertama, nah ini pada TM ke 10 saya perhatikan secara seksama beton K300 yang dicurahkan dari mobil mixer bercampur batu sebesar kepala bayi, sebelumnya saya sudah curiga”tuturnya
Lebih lanjut Wahyu juga menyampaikan “sebaiknya setiap TM per TM, atau per mobil mixer ya di slump agar mutu beton nya teruji baik, keberatan sang Technisi untuk uji slump membuat kami curiga, pada TM sebelumnya saya lihat juga tampak ada asap dan batuan besar, saya harapkan agar di uji slump pada TM ke 10 Technisi kok menolak, ternyata beton dari dalam mobil mixed bercampur batu berukuran sebesar kepala bayi, saya duga dan curiga mutu beton yang dikirimnya tak sesuai pesanan” paparnya.
Ditempat yang sama, Cecep R selaku Ketua DPW APKAN (Aliansi Pemantau Kinerja Aparatur Negara) mengatakan “Tadi saya saksikan adanya batuan yang berukuran sebesar kepala bayi dari mobil mixer pada saat beton k300 digelar, senada dengan Wahyu, saya juga meragukan mutu beton yang dikirim dari PT. Dwi Beton ini, selain hal itu saya juga perhatikan ada variatif diameter besi sloof yang telah kami ukur dengan sigma, rata rata berdiameter 5,5 milimeter, juga penggunaan batu agregat/bescos tidak dihamparkan secara merata sangat bervariatif, hal ini nanti akan kami pertanyakan lebih lanjut pada TPK”ucap Cecep
Untuk diketahui bersama, Kegiatan Betonisasi Jalan Poros Desa Mandaya kali ini yang direncanakan dengan panjang 250 meter, lebar 4 meter dan tebal 20 centimeter dengan nilai anggaran Rp.284.895.000,- disinyalir para Aktivis dikerjakan atau dilaksanakan dengan dugaan tidak 100 persen sesuai spek
(Ipung/San/Red)