Oleh : HAIRUZAMAN. . (Penulis Buku dan Praktisi Pers)
Belakangan ini harga kebutuhan pokok semakin melambung tinggi. Mulai dari harga beras dan kebutuhan bahan pangan lainnya. Termasuk harga cabe rawit di Kota Serang dan Cilegon, Provinsi Banten, melonjak tinggi hngga menembus angka Rp100 ribu per kilogramnya.
Tak pelak lagi, kalangan ibu-ibu rumah tangga pun menjerit akibat kian melambungnya harga kebutuhan pokok, termasuk cabe rawit di pasaran. Terpaksa kalangan ibu-ibu rumah tangga pun harus menghemat agar uang belanja mereka bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari.
Di sisi lain, pemerintah saat ini justru terus melakukan impor kebutuhan pokok dari negara lain. Sehingga harga kebutuhan pokok menjadi melambung tinggi. Padahal dengan impor kebutuhan pokok itu akan berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat. Hal ini lantaran daya beli masyarakat begitu rendah.
Padahal sejatinya pemerintah harus segera menghentikan impor kebutuhan pokok dari negara lain. Sehingga para petani diberikan kesempatan guna membantu pemerintah melakukan swa sembada pangan. Pasalnya, dengan semakin membanjirnya produk impor dari negara lain di pasar domestik membuat para petani semakin sulit dan kehilangan mata pencahariannya.
Dengan semakin melambungnya harga cabe rawit di pasar-pasar tradisional saat ini, maka diharapkan pemerintah segera melakukan Operasi Pasar (OP). Sehingga harga cabe rawit dan kebutuhan pokok lainnya menjadi normal kembali seperti semula.
Diakui, melonjaknya harga cabe rawit di pasar-pasar tradisional salah satunya dipicu oleh akibat pengaruh dari kemarau yang berkepanjangan. Sehingga berdampak pada para petani yang mayoritas mengalami gagal panen. Pasalnya, akibat dampak badai El Nino banyak lahan petani yang mengalami kekeringan. Sehingga tak bisa ditanami palawija.
Langkah preventif yang dilakukan oleh pemerintah dengan menghentikan impor kebutuhan pokok itu diharapkan pula bisa memulihkan kembali kondisi perekonomian masyarakat yang kian terpuruk. Jika langkah preventif tersebut tidak dilakukan oleh pemerintah, maka harga kebutuhan pokok, terutama cabe rawit akan semakin “pedas” dan semakin tak terkendali. **