Bupati Kuningan Stop Dapur Biang Keladi Keracunan MBG Siswa Luragung

Kuningan | KABAR EXPOSE.com

Bupati Kuningan, Jawa Barat, Dian Rachmat Yanuar menghentikan sementara operasional dapur penyedia makanan bergizi gratis (MBG) ke SMA Negeri 1 Luragung, Kuningan, menyusul dugaan keracunan yang dialami oleh sejumlah siswa setelah mengonsumsi menu program tersebut.

“Sebagai langkah antisipasi, kami hentikan sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) penyalur MBG ke SMA Negeri 1 Luragung selama sekitar satu minggu,” katanya di Kuningan, pada Sabtu (4/10/2015).

Untuk sementara, kata dia, distribusi program MBG di sekolah tersebut nantinya dialihkan ke dapur penyedia lain yang sudah memenuhi standar operasional lebih baik.

Ia menyatakan, langkah tersebut diambil sebagai bentuk antisipasi dan evaluasi, terhadap penyedia menu makanan tersebut setelah puluhan siswa mengalami gejala mual, muntah dan diare pada Kamis (2/10) malam.

“Penghentian sementara penyalur MBG dilakukan untuk memastikan keselamatan siswa, serta memperbaiki sistem penyediaan makanan di sekolah,” katanya.

Dian memastikan seluruh siswa yang menjadi korban telah mendapatkan penanganan medis, serta pihaknya mengevaluasi kembali dapur penyedia MBG di Kabupaten Kuningan.

Ia menegaskan, aspek pengolahan, bahan baku, sanitasi, hingga peralatan dapur harus diawasi ketat untuk memastikan peserta didik memperoleh asupan yang aman dan bergizi.

“Program ini sangat mulia, dan tugas kami memastikan distribusi berjalan aman, sehat, serta tepat sasaran sesuai arahan Presiden dan Gubernur Jawa Barat,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Kuningan, lanjut dia, melaporkan perkembangan kasus tersebut ke provinsi serta memperketat pengawasan terhadap seluruh dapur penyedia MBG agar kejadian serupa tidak terulang.

Sementara itu, Ketua Satgas MBG, Wahyu Hidayah mengatakan, sebanyak 84 orang siswa sempat mendapatkan perawatan di Puskesmas Luragung.

Menurut dia, terdapat tujuh siswa diinfus serta lima orang lainnya dirawat di Kuningan Medical Center (KMC) dengan gejala serupa. Sedangkan 113 siswa lainnya masih dipantau kondisinya.

“Kami sudah meminta pihak sekolah memastikan apakah ketidakhadiran mereka karena sakit biasa atau akibat keracunan. Semua data harus diverifikasi secara hati-hati,” katanya.

Wahyu menambahkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan telah menurunkan tim investigasi epidemiologi, untuk menelusuri penyebab kasus dan mengambil sampel makanan guna diperiksa di laboratorium milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Ia berharap hasil pemeriksaan laboratorium segera diketahui, agar pemerintah daerah dapat mengambil langkah korektif.

“Program MBG tetap berjalan, tetapi keselamatan peserta didik menjadi prioritas utama,” ucainya. (Hrz/Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *