Reportase: Yuyi Rohmatunisa
Pemimpin Redaksi: Hairuzaman
Serang– Kabarexspose.com|
Mahasiswa Kritis Banten (GEMTIS) menyoroti proyek pembangunan drainase di Jalan Perumahan Kota Serang Baru (KSB) yang dinilai gagal memberikan dampak positif bagi masyarakat. Proyek yang menghabiskan anggaran hampir Rp1 miliar dari APBD Kota Serang 2024 ini justru meninggalkan masalah baru, seperti genangan air dan banjir.
Ketua GEMTIS, Baehaki, mengungkapkan temuan lapangan yang menunjukkan bahwa kualitas pekerjaan tidak sesuai harapan.
“Genangan air masih terjadi di beberapa titik, mengganggu aktivitas warga dan membuktikan bahwa proyek ini tidak berhasil,” ujar Baehaki.
GEMTIS mengidentifikasi beberapa dugaan pelanggaran dalam pelaksanaan proyek tersebut:
Indikasi Korupsi: Penggunaan material tidak sesuai spesifikasi, termasuk penggunaan batu bekas untuk pembangunan drainase.
Kualitas Pekerjaan Buruk: Standar pengerjaan dianggap rendah sehingga fungsi air tidak optimal.
Pengawasan Lemah: GEMTIS mencurigai adanya kolaborasi antara pelaksana proyek dan konsultan pengawas, yang menyebabkan hasil pekerjaan tidak maksimal.
Atas temuan tersebut, GEMTIS menyampaikan lima tuntutan kepada Pemerintah Kota Serang dan aparat penegak hukum (APH):
Investigasi dan Audit: Mendesak APH untuk mengusut tuntas dugaan penyimpangan anggaran dan audit proyek.
Penegakan Hukum: Meminta sanksi tegas bagi pihak yang terbukti melanggar hukum.
Evaluasi Kadis Perkim: Menuntut Wali Kota Serang untuk mengevaluasi Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim).
Perbaikan Drainase: Mendesak pemerintah segera memperbaiki saluran air dengan standar yang benar.
Transparansi dan Pengawasan: Menginginkan pengelolaan proyek publik lebih transparan di masa depan.
Baehaki menegaskan bahwa GEMTIS akan terus mengawal isu ini demi kepentingan masyarakat. “Jika tidak ada langkah konkret dari pemerintah, kami siap melakukan aksi lanjutan,” katanya.
Sementara itu, masyarakat Kota Serang berharap pemerintah segera menanggapi tuntutan GEMTIS dan mengatasi masalah banjir yang kerap terjadi setiap tahun. Proyek drainase yang diharapkan mampu menjadi solusi justru menjadi sorotan karena dinilai gagal memberikan hasil yang diharapkan.