Google search engine
HomeDinamikaPendidikan, Infrastruktur dan Kesehatan, Mahasiswa Banten Kritik Janji Pembangunan yang Tak Terealisasi

Pendidikan, Infrastruktur dan Kesehatan, Mahasiswa Banten Kritik Janji Pembangunan yang Tak Terealisasi

Reportase : Yuyi Rohmatunisa

Pemumpin Redaksi : Hairuzaman

KOTA SERANG | Kabarexpose.com

Dalam wawancara bersama wartawan, Yuyi Rohmatunisa, pada Selasa, (5/11/2024), Guntur Arpen Putra, perwakilan dari Komunitas Mahasiswa Sudirman 30, mengungkapkan, sejumlah permasalahan kritis yang dihadapi Provinsi Banten, termasuk pengangguran yang terus meningkat dan ketimpangan pembangunan infrastruktur.

Menurut Guntur, aksi yang digelar oleh Komunitas Mahasiswa Sudirman 30 beberapa waktu lalu bertujuan untuk mengkaji dan membahas tingginya angka pengangguran di Banten, yang saat ini berada di posisi tertinggi se-Indonesia. Guntur menyoroti pernyataan Pj. Gubernur Banten, Al Muktabar, yang berjanji akan mempercepat pembangunan infrastruktur, namun hingga kini tidak ada bukti nyata terkait transparansi anggaran untuk pembangunan tersebut.

“Anggaran untuk pendidikan di Banten hanya mencapai 20,21 persen. Sementara anggaran untuk infrastruktur jauh lebih besar. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan yang merugikan sektor pendidikan, yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama bagi mahasiswa dan pelajar di Banten,” tegas Guntur.

Komunitas Sudirman juga menyoroti berbagai masalah yang terus mengganggu kemajuan di Banten, seperti, rendahnya akses pendidikan tinggi yang hanya dapat dijangkau oleh 27 persen masyarakat. Selain itu, masalah infrastruktur yang belum juga terselesaikan dan tingginya angka stunting serta gizi buruk menjadi isu kesehatan yang belum menunjukkan perubahan positif, meskipun telah ada program prioritas penanganannya.

Masalah lain yang diungkapkan adalah praktik kolusi, korupsi dan nepotisme yang dinilai masih merajalela di Banten. Guntur juga menilai kebijakan anggaran di Provinsi Banten tidak sepenuhnya terealisasi dan tidak merata, sehingga banyak kebutuhan dasar masyarakat yang belum terakomodasi dengan baik.

“Proyek strategis nasional yang dijanjikan pemerintah hanya menjadi wacana kosong. Kami melihat banyak proyek yang seharusnya bisa menurunkan angka pengangguran justru tidak terealisasi, hanya ada di atas kertas,” kata Guntur.

Untuk itu, Komunitas Mahasiswa Sudirman 30 mengajukan sejumlah tuntutan kepada Pemerintah Provinsi Banten, antara lain:

Pemerintah Provinsi Banten diminta untuk transparan mengenai pengalokasian anggaran percepatan infrastruktur 2024. Segera mewujudkan percepatan pembangunan yang telah dijanjikan. Mengusut tuntas oknum-oknum yang terlibat dalam proyek-proyek fiktif. Memastikan pemerataan pembangunan infrastruktur di seluruh daerah di Banten.
Menolak segala bentuk tindakan represif terhadap gerakan rakyat.

Guntur juga mengkritisi gaya kepemimpinan Pj. Gubernur Banten, Al Muktabar yang dianggap lebih mengutamakan kegiatan seremonial daripada fokus pada penyelesaian masalah nyata yang dihadapi masyarakat Banten. Ia menegaskan bahwa janji – janji terkait pengurangan angka pengangguran dan penurunan stunting belum terbukti secara signifikan.

“Pengangguran dan stunting di Banten masih menjadi masalah besar. Angka pengangguran turun hanya 0,58 persen, yang tidak signifikan. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka masyarakat Banten akan semakin merasakan ketidakadilan,” pungkas Guntur.

Komunitas Sudirman 30 berharap agar Pemerintah Provinsi Banten dapat bertanggung jawab dan segera menuntaskan permasalahan ini sebelum masa jabatan Pj. Gubernur berakhir.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments