Google search engine
HomeCatatan PojokSholawatan Atau Pengajian?

Sholawatan Atau Pengajian?

Penulis : M. Ishom el Saha.

(Dosen UIN SMH Banten)

Insiden ceramah kiyai yang “dipotong” gara-gara teriakan jema’ah yang ingin sholawatan patut menjadi perhatian kita semua. Seakan-akan di tengah-tengah masyarakat ada gap antara sholawatan dengan pengajian . Padahal dalam ajaran Islam antara dzikir –salah satunya bersholawat- dengan tafakkur –salah satunya dengan menyimak pengajian- sama-sama penting dalam penghayatan agama.

Mungkinkah ummat sudah mulai enggan berpikir dalam urusan keagamaan? Betul bahwa sholawatan atau bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW sangat dianjurkan sebagai wujud mahabbah kepada beliau. Dengan bersholawat kita berharap dapat syafa’at Rasulullah SAW di hari kiamat. Akan tetapi, apakah dalam beragama cukup dengan mahabbah?

Mahabbah kepada Rasulullah SAW butuh pembuktian dengan ittiba’ atau mengikuti ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad baik dalam perkataan, tindakan, serta menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang beliau larang.

Sedangkan untuk dapat memahami apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, maka dibutuhkan belajar dan ngaji. Jadi, tidak akan teruji mahabbah kepada Rasulullah SAW tanpa belajar dan mengaji.

Fenomena sosial yang menganggap sholawatan lebih utama dari pengajian adalah fenonena sosial keagamaan yang lahir akibat distorsi pemahaman. Sikap sekelompok orang yang memilih sholawatan daripada pengajian pada dasarnya juga timbul akibat pemahaman, dan kita patut bertanya: pemahaman semacam itu bersumber dari mana dan dari siapa?

Selama ini belum pernah terjadi kasus-kasus semacam itu. Bahkan, pengajian dengan selingan sholawatan telah lama digunakan sebagai media dakwah yang efektif dalam penyebaran Islam di nusantara sejak Walisongo.

Dengan pengertian lain sepertinya sekarang ini ada aktor dakwah yang ingin membuat gap dengan melakukan distorsi ajaran agama. Entah, karena unsur kesengajaan atau karena yang bersangkutan minim pengetahuan agamanya. Akan tetapi punya modal popularitas dan pengikutnya!? Wallahu a’lam

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments