Oleh : HAIRUZAMAN(
(Penulis Buku dan Praktisi Pers)
Masih banyak kalangan jurnalis yang belum memahami gaya penulisan untuk media massa cetak seperti, majalah dan tabloid. Pasalnya, merakit berita untuk majalah dan tabloid itu sangat berbeda dengan penyajian berita di koran atau media online.
Untuk menulis judul berita di majalah dan tabloid lebih singkat, padat dan tak bertele-tele. Hal ini mengingat kolom rubrik yang tersedia tidak mencukupi. Menulis judul berita di koran atau media online lazimnya maksimal 7 sampai dengan 11 kata saja. Akan tetapi, hal itu tidak berlaku bagi majalah dan tabloid. Karena hanya cukup minimal 3 hingga 7 kata aaja.
Sementara itu, dalam teras berita (plot/kepala berita) majalah maupun tabloid dengan menggunakan bahasa bertutur. Tidak seperti di koran atau media online. Dimana bahasanya lebih bersifat straight news (berita langsung).
Straight news dalam bahasa Indonesia disebut berita langsung. Cirinya yang paling utama adalah menggunakan gaya bahasa yang ‘to the point” atau lugas. Berbeda dengan jenis berita lainnya, straight news mengabarkan atau melaporkan kejadian terbaru yang sifatnya aktual.
Pengertian Straight News yang dikutip dari buku Pengantar Jurnalistik (2019) karya Ahmad Qorib, dkk, Straight News adalah laporan mengenai kejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan menarik, tanpa memuat pendapat jurnalis atau penulis berita.
Sementara itu, menurut Nina dan Triyanto dalam bukunya yang berjudul Jurnalisme Positif (2021), Straight News merupakan laporan peristiwa yang ditulis singkat, padat, lugas, serta apa adanya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka bisa dikatakan bahwa beberapa ciri straight news, yakni penulisannya singkat, padat, lugas, apa adanya, serta tidak mengandung opini dari jurnalis atau penulisnya.
Namun, penulisan untuk sebuah majalah atau tabloid harus menggunakan kalimat bertutur. Tidak bersifat langsung. Biasanya jurnalis sebuah majalah maupun tabloid menggunakan suatu analisis, investigasi dan penyajian berita yang lebih mendalam.
Jangan banyak mengandung tulisan yang kesannya melebih-lebihkan. Felanans menegaskan, penulis harus menghindari kata sifat dan lebih baik menggunakan kata kerja. “Misalnya kata sifat ‘begitu bahagia’, sebaiknya diganti kata kerja “tiada henti mengulas senyum” .
Kekuatan tulisan dalam suatu majalah ada di teras berita (plot/kepala berita). Sebisa mungkin untuk mengajak para pembaca agar “terhipnotis” untuk terus membaca hingga ke tubuh berita dan paragraf penutup.
Jurnalis majalah atau tabloid juga harus menghindari dengan membubuhkan hari dan tanggal kejadian/peristiwa agar berita yang disajikan tidak terkesan sudah basi. Namun, waktu kejadian maupun peristiwa itu bisa diganti dengan kata “baru-baru ini, belum lama ini atau belum lama berselang”. **