Google search engine
HomeSudut PandangBabinsa dan Metamorfosis Gotong Royong di Masyarakat

Babinsa dan Metamorfosis Gotong Royong di Masyarakat

              Oleh : HAIRUZAMAN.                         (Penulis Buku dan Praktisi Pers)

Peran Bintara Pembina Desa (Babinsa) di tengah-tengah masyarakat dinilai cukup strategis dalam menjalankan tugasnya, terutama di wilayah desa yang menjadi binaannya. Pasalnya, dari 8 Wajib TNI harus mampu mengimplementasikan karakter dan perilaku (Attitude) yang terpuji.

Sementara itu, 8 Wajib TNI itu antara lain, Bersikap ramah tamah terhadap rakyat.
Bersikap sopan santun terhadap rakyat. Menjunjung tinggi kehormatan wanita. Menjaga kehormatan diri di muka umum. Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya. Tidak sekali-kali nerugikan rakyat. Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat.

Tentu saja ke delapan Wajib TNI itu bukan hanya sebuah slogan saja. Namun, harus benar-benar direalisasikan dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai Babinsa di tengah-tengah masyarakat. Ke delapan wajib TNI itu menjadi perekat dan kemanunggalan antara TNI dengan rakyat. Sebab, TNI itu lahir dari rahim rakyat.

Belakangan ini budaya gotong-royong, sebagai karakter dan ciri masyarakat Indonesia mulai terkikis. Padahal gotong royong adalah sebuah budaya asli Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain. Budaya ini juga telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Gotong royong merupakan sebuah konsep yang berarti bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama.

Budaya gotong royong sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam peradaban manusia. Pada ghalibnya, manusia sesuai dengan fitrahnya merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri melainkan membutuhkan pertolongan orang lain. Karena itu, di dalam kehidupan masyarakat diperlukan adanya kerjasama dan sikap gotong royong dalam menyelesaikan segala permasalahan. Selain itu, budaya gotong royong menjadi ciri dari sebuah kearifan lokal bangsa Indonesia yang menunjukkan kohesi sosial dalam solidaritas sosial dan interaksi sosial,

Kendati demikian, dengan semakin derasnya arus globalisasi yang tidak terbendung lagi dan manakala masyarakat terkotak-kotak dalam sebuah komunitas tertentu sesuai minat mereka. Metamorfosis gotong royong di tengah arus globalisasi dunia menjadi kian terkikis.

Adanya fenomena budaya gotong royong yang kian tergerus itu, justru menjadi pemicu bagi para Prajurit TNI, terutama para Babinsa untuk berperan secara aktif. Sehingga diharapkan sosok Baninsa menjadi motivator dan sekaligus teladan bagi masyarakat guna menumbuh-kembangkan kembali budaya gotong royong tersebut.

Tentu saja, dengan keterlibatan secara aktif Babinsa di tengah-tengah masyarakat seperti terlibat gotong royong lingkungan, perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), perbaikan jalan dan jembatan, menolong orang sakit dan lain sebagainya, menjadi cermin bagi masyarakat yang harus ditiru.

Kita pun berharap dengan kehadiran Babinsa di wilayah desa binaannya akan menjadi motivator masyarakat untuk kembali menggerakkan budaya gotong royong sebagai sebuah warisan nenek moyang yang harus dirawat dan tetap dilestarikan. **

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments