Ketua Umum AKSI : “Ketika Ada Cinta di SMAN 1 Cimarga” 

Advokasi dan Cinta untuk Dunia Pendidikan

Reportase : Edi Junaedi.

Pemimpin Redaksi : Hairuzaman.

Lebak | KABAR EXPOSE.com

Ketua Umum DPP Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI), Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd., bersama jajaran DPD AKSI Banten, melakukan rangkaian kunjungan dan silaturahmi di Kabupaten Lebak, Banten, pada Rabu (15/10/2025).

Rangkaian kegiatan diawali sekitar pukul 11.00 WIB dengan silaturahmi ke Pengurus Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Lebak di SMAN 2 Rangkasbitung. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum AKSI meneguhkan komitmen organisasi untuk terus mendengar, memahami, dan menyelami persoalan yang tengah dihadapi para kepala sekolah di daerah.

“Setiap langkah advokasi AKSI berangkat dari nurani dan rasa tanggung jawab terhadap profesi pendidik. Kami hadir bukan untuk menghakimi, tetapi untuk memastikan pendidik tidak kehilangan wibawa dan cinta dalam menjalankan tugasnya,” ujar Dudung di hadapan pengurus MKKS.

Disiplin dan Cinta Harus Beriringan

Usai pertemuan dengan MKKS, sekitar pukul 13.00 WIB rombongan AKSI bertolak menuju SMAN 1 Cimarga, dan tiba sekitar pukul 14.00 WIB. Di sekolah tersebut, Dudung bersama pengurus AKSI melakukan dialog edukatif bersama komite sekolah, Plh Kepala Sekolah, dan para guru.

Kegiatan ini menjadi bentuk empati dan advokasi terhadap Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, yang tengah menghadapi dinamika publik terkait upaya penegakan kedisiplinan di sekolah.

Dalam pernyataannya, Dudung mengapresiasi banyaknya dukungan publik dan netizen terhadap kepala sekolah yang berusaha menegakkan disiplin di area sekolah.

“Sebagai pendidik, apabila melontarkan kata-kata dan sentuhan fisik yang terukur dalam koridor mendidik, itu wajar. Jangan lebay bila tindakan masih dalam batas kewajaran. Dunia pendidikan akan lemah bila sedikit-sedikit pendidik dilaporkan,”.tegasnya.

Dudung menambahkan, pendidikan bukan sekadar tentang kasih sayang, tetapi juga latihan menghadapi tekanan dan pembentukan karakter.

“Anak-anak perlu sedikit tekanan agar terlatih, tangguh, dan tahan banting. Jangan sampai kita membiarkan lahirnya generasi lembek yang mudah menyerah,” ujarnya.

Ada Cinta di SMAN 1 Cimarga

Dalam suasana kunjungan, Dudung menuturkan pengalamannya saat memasuki gerbang sekolah. Ia membuka kaca mobil, melambaikan tangan, dan memberikan simbol cinta kepada para siswa.

“Mereka langsung membalas lambaian tangan dan simbol cinta itu dengan senyum. Tiga detik saja saya tahu, ada cinta di SMAN 1 Cimarga,” ucapnya.

Dudung menilai, siswa-siswi SMAN 1 Cimarga adalah anak-anak yang responsif, penuh semangat, dan memiliki potensi baik. Ia menegaskan pentingnya habituasi positif, keteladanan, dan vibrasi cinta dalam mengelola hubungan antara kepala sekolah, guru, dan peserta didik.

“Kalau kepala sekolah, guru, dan anak didik berada pada vibrasi yang sama — cinta sekolah dan cinta belajar — maka harmoni akan tercipta. Kepala sekolah harus menjadi figur welas asih, guru pun hendaknya melihat kepala sekolah sebagai sosok ibu yang menyayangi,” tuturnya.

Membangun Generasi Tangguh

Dalam dialog tersebut, Dudung mengajak seluruh unsur pendidikan — kepala sekolah, guru, orang tua, dan pemerintah daerah — untuk berkolaborasi menciptakan generasi tangguh, disiplin, dan berkarakter kuat.

“Kita perlu anak-anak yang siap menghadapi kehidupan, bukan generasi yang mudah menyerah. Pastikan sekolah dan orang tua seirama dalam mendidik dengan cinta dan ketegasan,” pesan Dudung menutup kegiatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *