Reportase : Maswi.
Pemimpin Redaksi : Hairuzaman.
PANDEGLANG | Kabarexpose.com —
Wakil Gubernur Banten, A. Dimyati Natakusumah mengatakan, kapasitas kemampuan dan integritas aparatur sipil negara (ASN) harus ditingkatkan. Tujuannya, untuk menjadi pelayan masyarakat yang baik.
Hal itu diungkap Dimyati pada Penutupan Pelatihan Survei Kepuasan Masyarakat, Pelatihan Membangun Integritas dan Etika Pemerintah, dan Pelatihan Public Speaking di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten di Badan Pelatihan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Banten Jl AMD Lintas Timur No. 6, Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, pada Senin (24/2/2025).
“Syukur AlHamdulillah kita hadir dalam penutupan setelah pelatihan selama tujuh hari di BPSDMD Provinsi Banten,” ungkapnya.
Dirinya berharap, selama tujuh hari itu para peserta pelatihan dapat meningkatkan kapasitas, kemampuan, dan integritas. Serta harus lebih teruji dan lebih handal dibanding dengan yang belum dilatih. Serta menekankan para aparatur untuk transparan serta solid.
Masih menurut Dimyati, masyarakat menilai kinerja pelayanan publik pemerintah. Hal itu terkait dengan kepuasan masyarakat. Menurutnya, dengan perkembangan teknologi informasi dengan sendirinya pelayanan publik harus lebih cepat. “Tidak Boleh làgi bertele tele, terlalu sering rapat. Infrastruktur dan sumber daya manusia harus handal.” ucapnya.
Dalam pelayanan publik, lanjutnya, aparatur harus tahu apa yang diinginkan masyarakat. Perencanaan bukan lagi top down tapi bottom up. Keinginan masyarakat dibangun. Dirinya juga sarankan organisasi perangkat daerah untuk memanfaatkan media sosial untuk mengkomunikasikan program kegiatan pemerintah serta untuk menggali aspirasi masyarakat.
“Menjadi birokrat tujuannya menjadi pelayan terbaik bagi masyarakat,” tegas Dimyati.
Dalam kesempatan itu Dimyati juga ungkapkan kiat menjadi aparatur yang baik. Mulai dari perencanaan diri yang bagus, visi dan misi, fokus, menemukan mentor yang baik, mengikuti pelatihan, hingga evaluasi diri.
Dalam laporan, Kepala BPSDMD Provinsi Banten Untung Saritomo mengatakan, setiap kelompok pelatihan diikuti oleh 40 orang peserta. Total yang hadir dalam penutupan pelatihan ada 120 orang peserta.
“Perwakilan setiap OPD (organisasi perangkat daerah, red), ungkap Untung.