Oleh : HAIRUZAMAN
(Penulis Buku dan Praktisi Pers)
Saat ini perkembangan jurnalistik di era digital begitu pesat. Media massa yang berbasis konvensional (baca : koran, buletin, tabloid dan majalah) tergerus oleh media mainstream atau media siber. Begitu pula dengan media massa konvensional untuk kategori elektronik yakni televisi dan radio serta media audio visual seperti, film dan video.
Media massa konvensional tersebut sampai saat ini masih memiliki peran yang begitu penting dalam menyampaikan informasi dan hiburan kepada masyarakat, meskipun telah ada media digital yang lebih modern dan lebih luas jangkauannya.
Adanya migrasi secara besar-besaran yang terjadi pada media massa.bercorak konvensional yang berbasis tradisionall ke teknologi digital itu merupakan kebutuhan pangsa pasar industri media tentang informasi di berbagai belahan dunia yang cenderung lebih cepat dan akurat tanpa harus menanti dalam waktu berhari-hari maupun berminggu-minggu.
Masyarakat pembaca pun begitu nudahnya bisa berselancar di dunia maya hanya dengan menggunakan ponsel genggamnya. Akan tetapi, mereka bisa memperoleh berbagai informasi terkini dan up to date. Tentu saja dengan biaya yang lebih hemat dan efesien, namun efektif. Beragam informasi dari belahan dunia melalui ponsel cantik dapat di akses begitu mudahnya. Bahkan dalam hitungan detik peristiwa yang terjadi dimanapun dapat di akses beritanya secara langsung tanpa harus menanti jeda waktu yang lama.
Seiring dengan gegap-gempitanya perubahan di dunia teknologi dan digital saat ini, ilmu jurmalistik pun mengalami perkembangan. Salah satunya muncul Artificial Intellegence (AI) atau “kecerdasan buatan”. Dimana AI dirancang pada kemampuan mesin atau komputer untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia, seperti belajar, berpikir dan mengambil suatu keputusan tertentu.
Sebuah karya jurnalistik juga dapat menggunakan AI untuk membantu dalam proses penulisan, penelitian dan analisis data. Kendati begitu, perlu diingat bahwa AI tidak dapat menggantikan peran jurnalis dalam melakukan proses wawancara, mengumpulkan informasi dan melakukan verifikasi fakta maupun peristiwa tertentu yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Penggunaan AI dengan berbasis data dalam sebuah karya jurnalistik itu dapat dikategorikan antara lain :
1. Analisis data : AI.dapat membantu menganalisis data besar dan mengidentifikasi pola atau tren yang tidak dapat dilihat oleh manusia.
2. Penelitian : AI dapat membantu untuk melakukan penelitian dengan lebih cepat dan efektif, misalnya dengan mencari informasi di internet atau mengumpulkan data dari berbagai sumber.
3. Penulisan : AI.dapat membantu dalam proses penulisan, misalnya dengan memberikan saran kata-kata atau kalimat yang lebih efektif.
4. Verifikasi fakta : AI dapat membantu melakukan verifikasi fakta dengan lebih cepat dan efektif, misalnya dengan mencari informasi di internet atau mengumpulkan data dari berbagai sumber.
Namun, perlu diingat penggunaan AI dalam karya jurnalistik harus dilakukan secara bijak dan bertanggung jawab. Jurnalis harus selalu memastikan bahwa informasi yang diperoleh dari AI adalah akurat dan dapat dipercaya serta bisa dipertanggungjawabkan.
Fenomena penggunaan data yang berbasis pada AI dinilai sangat dibutuhkan guna memperkaya khazanah lautan ilmu pengetahuan sebuah karya jurnalistik di era digital sekarang ini. Kendati demikian, kalangan jurnalis harus cermat dan teliti untuk menjaga akurasi data karya jurnalistik. Sehingga karya jurnalistik akan tetap akurat dan faktual. *”*