Google search engine
HomePendidikanSepatu Siswa Disita,.Wali Murid SMPN 1 Pamarayan Protes

Sepatu Siswa Disita,.Wali Murid SMPN 1 Pamarayan Protes

Reportase : Nono / Roni.

Editor : Hairuzaman

SERANG – Kabarexpose.com |

Orang tua siswa SMP Negeri 1 Pamarayan, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, melakukan protes terkait pengaduan siswa mengenai tata tertib di sekolah tersebut yang menyita sepatu.siawa oleh pihak sekolah, pada Rabu (31/7/2024).

Orang tua wali murid yang tidak mau disebutkan namanya kepada awak media, mengatakan, ketika anaknya pulang sekolah menangis dan mengadu kepada orang tuanya bahwa sepatu berwarna putih yang dipakainya diambil oleh salah satu guru yang inisialnya tidak disebutkan oleh orang tua wali murid.

Menurut orang tua wali murid didampingi anaknya yang sekolah di SMP.N 1 Pamarayan, adapun ,yang diambil sepatu dan kaos kakinya di mulai dari kelas 7a sampai dengan 7i. Sedangkan yang diambil sepatu dan kaos kaki rata-rata warna sepatu serta kaos kaki bukan yang berwarna hitam.

Sementara itu, Guru SMP Negeri 1 Pamarayan, Nagian Kesiswaan, Tati Suprapti, S.Pd, didampingi Santo, S.Pd, memaparkan, terkait tata tertib di sekolah sebagai tempatnya mengajar.

Tati menjelaskan, dirinya sebagai guru bagian dari kesiswaan menjunjung tinggi tata tertib di SMPN 1 Pamaryan. Hal itu nerlaku bagi siswa yang baru masuk sekolah dan bagi siswa yang sudah lama berlaku sama belajar di sekolah ini.

Bahkan, tata tertib di sekolah sudah disampaikan dan diberikan arahan kepada orang tua dan calon siswa saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Ketika ada literasi kemungkinan pihak orang tua calon siswa baru, karena khilaf dan senang anaknya bisa diterima sekolah di SMP ini. Sehingga tata tertib di sekolah ini tidak dibaca terlebih dahulu,” ujarnya.

Masih menurut Tati, terkait seragam sepatu untuk siswa/siswi seharusnya sudah mengetahui yaitu.seragam sepatu warna hitam. Bukan sepatu yang warna putih, merah atau warna lainnya. Apalagi warna yang bercorak. Sudah saya jelaskan seharusnya siswa sudah mengetahui tata tertib di sekolah ini.

“Saya yang membidangi bagian kesiswaan tidak mewajibkan mereka menggunakan sepatu yang mahal dan sekolah tidak menyediakan. Akan tetapi, dengan sepatu murah pun mereka masih bisa belajar dan menuntut ilmu di sekolah. Saya siswa mengajarkan untuk selalu disiplin agar kelak mereka bisa hidup mandiri dan bertanggung jawab dengan disiplin,” imbuh Tati.

Karena menurut ia, sambung dia lagi, sekolah ini bukan di daerah pelosok. Kendati berada di pelosok desa, namun tata tertib sekolah dimanapun berada akan tetap sama mengacu kepada tata tertib sekolah yang mengajarkan dan mendidik kedisiplinan untuk para siswa.

“Kami juga berharap agar tidak ada miskomunikasi antara pihak orang tua siswa dan pihak sekolah..Kendati ada siswa yang kurang mampu, pihak sekolah akan mencari solusi terbaik.untuk bersama-sama bermusyawarah agar kebutuhan anak tersebut bisa kami bantu. Baik sepatu atau seragamnya untuk dipakai ketika mereka menuntut ilmu di sekolah ini. Bahkan bekerjasama dengan PMR. Kami usahakan karena PMR ada uang kasnya, Intinya akan kami bantu agar mereka fokus untuk belajar di sekolah ini,” pungkas Tati.

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments