Editor : Hairuzaman.
Jakarta – Kabar Expose.com |
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berbincang dengan anak dan orang tua di kawasan hari bebas kendaraan bermotor (car free day), di Bundaran Patung Kuda, Jakarta, Minggu (17/7/2016), pagii. Sebelumnya Anies berkeliling di kawasan tersebut untuk mensosialisasikan kampanye mengantar anak pada hari pertama masuk sekolah di esok harinya, Senin (18/7/2016).
Anies Rasyid Baswedan, calon presiden 2024 dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan atau KPP memiliki jejak kiprah dalam dunia akademik dan politik. Arsip Foto “Kompas” ini mengangkat kiprah Anies di berbagai bidang dari masa ke masa.
Anies Baswedan lahir pada 7 Mei tahun 1969 di Kuningan, Jawa Barat dan dibesarkan oleh keluarga berlatar belakang pendidikan yang mumpuni. Ayahnya, Rasyid Baswedan berprofesi sebagai dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Islam Indonesia dan pernah menjadi wakil rektor di kampus tersebut. Sementara ibunya Prof. Dr. Hj. Aliyah Rasyid Baswedan, M. Pd. adalah dosen dan guru besar emeritus di Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta.
Anies merupakan cucu dari H. Abdurrahman Baswedan atau dikenal dengan nama A. R. Baswedan. Kakeknya ini adalah pahlawan nasional dan dikenal sebagai seorang nasionalis, jurnalis, pejuang Kemerdekaan Indonesia, diplomat, mubaligh, dan sastrawan Indonesia.
Anies adalah anak sulung dengan dua orang adik, yaitu Ridwan Baswedan dan Abdillah Baswedan. Anies dibesarkan di Yogyakarta. Pada saat usianya menginjak 5 tahun, ia bersekolah di TK Masjid Syuhada. Anies melanjutkan sekolah dasar Laboratori, Kota Yogyakarta saat umurnya 6 tahun. Anies kecil dikenal sebagai anak yang mudah bergaul dan juga punya banyak teman.
Anies melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 5 Yogyakarta dan dikenal aktif di Organisasi Intra Sekolah (OSIS). Saat itu, ia memiliki jabatan pengurus bidang Hubungan Masyarakat.
Setelah lulus, Anies melanjutkan studinya di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Di sana ia terpilih menjadi wakil ketua OSIS dan mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama tiga ratus pelajar Ketua OSIS di seluruh Indonesia. Dari situlah Anies terpilih menjadi Ketua OSIS seluruh Indonesia pada tahun 1985.
Di Yogyakarta, Anies pernah menjajal kesempatan sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional di program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia (TVRI) cabang Yogyakarta.
Anies menempuh jejak karier organisasi kemahasiswaannya di intra kampus sebagai Ketua Senat Mahasiswa UGM. Ia juga tercatat juga sebagai kader sekaligus aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM.
Pada kongres 1992, Anies menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa UGM. Selama menjadi Ketua Senat Mahasiswa UGM, Anies membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif dan memosisikan senat sebagai lembaga legislatif. Ia juga tercatat menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah (SDSB) pada November 1993 di Yogyakarta.
Anies meneruskan langkah di jalur akademik sebagai bagian dari tahapan hidup yang dijalani setelah mengakhiri masa studi kesarjanaan di kampus yangpada akhirnya menjadi masa penempaan kepemimpinan.
Sebelum menyelesaikan gelar sarjana ekonomi dari UGM, Anies mengikuti kuliah musim panas di Sophia University, Tokyo, Jepang, dalam bidang kajian Asia pada 1993. Ia mendapat beasiswa JAL Foundation karena memenangi lomba menulis mengenai lingkungan.
Dunia akademik memang melekat dalam diri Anies. Peran kedua orangtuanya yang merupakan pendidik tak bisa dilepaskan. Selepas menyandang gelar sarjana ekonomi dari UGM pada 1995, Anies melanjutkan studinya ke luar negeri. Departemen Kebijakan Publik, University of Maryland, College Park, Amerika Serikat, menjadi pilihannya. Setelah mendapatkan gelar master, pendidikannya kemudian berlanjut dengan meraih gelar PhD di Departemen Ilmu Politik Northern Illinois University, AS. Disertasi yang ia tulis adalah tentang otonomi daerah dan demokrasi.
Dunia pendidikan menempa dan mengasah jiwa kepemimpinan Anies sehingga turut membentuknya sebagai pribadi yang kerap terlibat dengan upaya-upaya perubahan. Sembari menjalani dunia profesional sebagai peneliti, Anies kemudian tercatat menginisiasi sejumlah gerakan yang memberikan kontribusi pada perubahan. Sebut saja Gerakan Indonesia Mengajar, Gerakan Indonesia Menyala, dan Gerakan Kelas Inspirasi yang tak bisa dilepaskan dari namanya sebagai penggagas.
Jiwa kepemimpinan Anies semakin terlihat saat menjadi Rektor Universitas Paramadina (2007-2014). Tulisannya di harian Kompas saat masih menjadi rektor menjadi perbincangan publik. Tulisan berjudul ”Ini soal Tenun Kebangsaan. Titik!” yang dimuat pada Selasa, 11 September 2012, itu menegaskan pikiran Anies soal kemajemukan sebagai kekuatan dari bangsa ini.
Rektor dan Gerakan Sosial
Pada 15 Mei 2007, Anies menjabat sebagai rektor Universitas Paramadina. Anies adalah rektor kedua setelah tiga kali pejabat rektor sementara mengisi kepemimpinan sejak almarhum Nurcholish Madjid wafat tahun 2005.
Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan menggelar orasi kebangsaan berjudul “Melunasi Janji Kemerdekaan” di kampus Universitas Paramadina, Jakarta, Senin (15/8).
Ia tercatat sebagai rektor termuda pada usia 37 tahun di Indonesia. Ketika menjabat sebagai rektor, Anies banyak meluncurkan ide-ide di bidang pendidikan yang kemudian cukup mendapatkan apresiasi. Salah satunya adalah Gerakan Indonesia mengajar yang diluncurkan pada tahun 2010. Jabatan rektor tersebut diemban hingga 2014.
Pada saat menjadi rektor, Anies juga sering melibatkan diri dalam aksi gerakan sosial, diskursus soal radikalisme, kepemimpinan hingga pemberantasan korupsi.
Anies Baswedan sempat dipilih sebagai salah satu anggota dan juru bicara Tim Delapan. Tim Delapan dibentuk untuk menyelidiki tuntutan pidana terhadap dua pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah, yang diajukan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Kedua pimpinan itu ramai dikaitkan dalam perseteruan Kepolisian versus KPK dengan sebutan “Cicak versus Buaya”
Tim Delapan saat itu digawangi oleh Anies Baswedan, Todung Mulya Lubis, Adnan Buyung Nasution, Amir Syamsudin, Komaruddin Hidayat, Koesparmono Irsan, Denny Indrayana, dan Hikmahanto Juwana.
Ia juga mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Anies Baswedan bersama tim membongkar pelanggaran oleh pihak internal terkait bocornya surat perintah penyidikan (sprindik) atas tersangka Anas Urbaningrum kepada media massa 7 Februari 2013.
Jubir Capres Jokowi-JK
Anies Baswedan pernah ditunjuk menjadi juru bicara tim pemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pemilu Presiden 2014. Hasto Kristiyanto yang saat itu menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-Perjuangan menjadi koordinator juru bicara tim pemenangan Jokowi-JK.
Jokowi Temui BJ Habibie Didampingi juru bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Anies Baswedan, calon presiden Joko Widodo berkunjung ke kediaman presiden RI ke-3 BJ Habibie di Jakarta, Jumat (18/7/14).
Pada waktu itu, Anies masuk sebagai anggota bersama Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Nasdem Ferry Mursyidan Baldan, dan Ketua raksi Partai Hanura di DPR Syarifuddin Sudding.
Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh menyampaikan bahwa Sekjen DPP PDI-P Tjahjo Kumolo menjadi ketua tim pemenangan tersebut. Keputusan itu diambil secara aklamasi di dalam rapat gabungan tim pemenangan Jokowi-JK. Sebelumnya, Anies menyatakan menerima tawaran masuk dalam tim pemenangan Jokowi-JK. Anies menerima tawaran itu dengan tekad mendukung orang baik di pemerintahan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Pada tahun 2014, Anies dipilih oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dalam Kabinet Kerja hingga 2019. Jabatan itu diembannya hinga tahun 2016 yang kemudian digantikan oleh Muhadjir Effendy.
Ketika menjadi menteri, Anies merombak organisasi misalnya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dipisahkan dan digabung dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Ia juga membenahi proses seleksi Kemendikbud dan program uji kompetensi guru dan sertifikasi guru untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik.
Anies juga menerapkan kurikulum pendidikan baru yang dikenal sebagai kurikulum 2013. Ia juga menetapkan bahwa Ujian Nasional (UN) bukan lagi menjadi tolok ukur kelulusan.
Anies juga pernah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Hari Pertama Sekolah. Pada hari pertama sekolah, Anies ingin para orangtua bisa bertemu guru anak-anak mereka untuk membahas pendidikan dengan pertimbangan bahwa guru dan orangtua adalah dua pendidik anak-anak..
Selain itu Anies juga mencanangkan Program “Merdeka Belajar” yang bertujuan untuk memberikan kebebasan lebih kepada siswa dalam menentukan jalannya pembelajaran. Dalam program “Merdeka Belajar“ ini, siswa memiliki kebebasan untuk memilih mata pelajaran, guru, metode pembelajaran, dan bahkan bisa memperoleh izin untuk belajar di luar sekolah. Tujuan dari program ini adalah untuk menciptakan siswa yang lebih mandiri, kreatif, dan berpikir.
Program “Guru Garis Depan” juga dicanangkan Anies sebagai bentuk perhatian pada peran guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Program ini memberikan insentif kepada guru-guru yang bekerja di daerah-daerah terpencil atau sulit dijangkau. Dengan memberikan insentif ini, diharapkan bisa meningkatkan motivasi guru-guru untuk mengajar di daerah-daerah yang membutuhkan tenaga pendidik lebih banyak.
Dengan langkah-langkah dan inovasi-inovasi tersebut, Anies Baswedan telah memainkan peran penting dalam perbaikan sektor pendidikan di Indonesia selama menjabat sebagai Menteri Pendidikan.
Menjabat Gubernur DKI
Setelah tak menjabat lagi sebagai Menteri, Anies mulai melirik dunia politik. Anies dicalonkan sebagai Gubernur DKI oleh Prabowo Subianto melalui Partai Gerindra berpasangan dengan Sandiaga Uno pada Pilkada DKI 2017. Dalam gelaran dua putaran Pilkada, Anies-Sandi berhasil meraup kemenangan.
Isu politik identitas kerap diarahkan kepadanya. Namun, di situlah letak jiwa kepemimpinan Anies ditempa. Setiap kritik yang muncul selalu dihadapi dengan tenang. ”Dipuji tidak terbang, dicaci tidak tumbang”, begitu prinsip yang selalu Anies pegang. Kepemimpinan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta menjadi titik kedua kehidupan publiknya setelah ditempa dunia aktivisme dan gerakan sosial.
Dengan mengusung slogan ”maju kotanya bahagia warganya”, Anies dibantu Wakil Gubernur Sandiaga Uno—yang kemudian digantikan Ahmad Riza Patria—telah berikhtiar menyejahterakan warga Jakarta. Dukungan penuh birokrasi pemda, profesionalitas badan usaha milik daerah (BUMD), pengelola badan layanan umum daerah, dan tim delivery unit (TGUPP) memudahkan Anies bekerja merealisasikan program-programnya.
Pembinaan pemerintah pusat melalui beberapa kementerian/lembaga, lebih-lebih di masa pandemi, dan pengawasan ketat DPRD DKI Jakarta terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), merupakan kontribusi berharga bagi Anies agar terhindar dari kekeliruan pembuatan kebijakan.
Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana mengucapkan selamat kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022 Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang telah dilantik di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10/2017).
Pendekatan collaborative governance melalui instrumen Jakarta Development Collaborative Network (JDCN) yang dituangkan ke dalam Peraturan Gubernur Nomor 24 Tahun 2020 telah menyatukan lima pihak (pentahelix), yaitu pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, lembaga internasional, dunia usaha, dan masyarakat, dalam mengakselerasi dan mengelevasi pembangunan Jakarta.
Presiden Joko Widodo tidak jarang memberikan direktif langsung kepadanya, seperti ketika menggelar hajatan internasional Formula E. Presiden sendiri datang mengecek persiapannya ke Ancol.
Di satu periode kepemimpinannya, Gubernur Anies Baswedan mengupayakan banyak hal untuk mewujudkan Jakarta menjadi lebih baik. Terlepas dari dinamika yang banyak bermunculan, berbagai realisasi dari program strategis oleh Pemprov DKI Jakarta telah menorehkan banyak perubahan, bagi ruang fisik maupun tata pengelolaan pemerintahan daerah.
Ditimpali gaya kepemimpinan Gubernur Anies yang bersifat fasilitatif berbuah legacy positif. Meskipun belum semua masalah Jakarta teratasi, berbagai inovasi untuk mengubah wajah kota terlihat.
Perubahan tersebut antara lain, pertama, trotoar dibuat lebih lebar dengan konsep ramah bagi semua pejalan kaki, berdampingan dengan jalur sepeda di sebelahnya (complete street). Kabel listrik dan telepon yang semrawut ”ditenggelamkan” ke bawah tanah. Integrasi transportasi publik (rute dan sistem tiket) untuk meningkatkan pengguna kendaraan umum (ridership).
Selain itu, penataan yang lain seperti perbaikan jembatan penyeberangan orang (JPO) sebagai markah di kawasan inti Jakarta. Kota tua (Batavia) juga mendapat sentuhan revitalisasi dengan konsep kawasan rendah emisi. Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) menjadi pusat seni budaya (urban art center) serta revitalisasi taman-taman kota untuk interaksi warga.
Salah satu yang menjadi capaian terbesarnya adalah pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) berstandar FIFA sebagai home base Persija.
Jika Gubernur Ali Sadikin (1966-1977) berhasil mengubah kota Jakarta yang kumuh menjadi metropolis, Gubernur Anies mencoba menata Jakarta menuju kota global. Anies juga menggratiskan PBB untuk rumah dengan NJOP di bawah Rp 2 miliar sebagai bentuk bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19 menjadi deretan kebijakan populis yang ditorehkan pemerintahannya.
Meskipun begitu, masih banyak agenda Anies yang belum dapat diselesaikannya sehingga menjadi pekerjaan rumah bagi penjabat gubernur. Salah satu yang urgen adalah soal banjir. Jatuhnya korban jiwa (kasus MTSN 19 Pondok Labu) dan masih adanya genangan di lokasi cekungan lebih-lebih jika curah hujan tinggi.
Selain itu, kebijakan Anies dalam mengatasi kemacetan dengan meningkatkan pengguna kendaraan umum melalui integrasi transportasi publik belum tercapai karena hari ini ridership baru terealisasi satu juta per hari, sedangkan targetnya empat juta per hari.
Dalam penanganan polusi dan sampah. Pengelolaan sampah di Jakarta masih mengandalkan TPST Bantar Gebang dengan kapasitas 8.000 ton per hari, sementara pembangunan tiga intermediate treatment facility (ITF), pengelola sampah moderen untuk wilayah barat, timur, dan selatan belum satu pun yang jadi.
Di pengujung periodenya, Gubernur Anies Baswedan meresmikan selesainya pembangunan 33 menara dan 7.421 unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di sejumlah wilayah di Jakarta.
Capres 2024
Memasuki Pilpres 2024, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh meminangnya sebagai bakal calon presiden. Surya Paloh dalam deklarasi calon presiden dari Partai Nasdem, di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022), menegaskan, Nasdem menghargai anak-anak bangsa yang memiliki niat baik untuk mendarmabaktikan diri sebagai pemimpin Indonesia. Nasdem tak pernah memandang latar belakang partai politik ataupun kelompok dalam memberikan dukungan terhadap anak-anak bangsa yang punya niat baik tersebut.
Surya menegaskan, dengan pendeklarasian Anies ini, Nasdem ingin menitipkan perjalanan bangsa ke depan. Ia berharap, jika terpilih menjadi presiden, Anies mampu memimpin bangsa ini menjadi bangsa yang lebih bermartabat serta membentuk karakter sejati bangsa. Anies kemudian dipasangkan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Selain Nasdem, Anies juga didukung PKS dan PKB.