kabarexpose.com kab-Tangerang
Sejumlah wartawan dan LSM bersilaturahmi dengan Camat Solear Sony Karsan di Ruang kerjanya,
selasa(3/2/2020) pertemuan yang kurang lebih berlangsung dua jam terasa sangat hangat dan akrab, selama ini belum pernah terjadi pertemuan maupun silaturhami semacam ini, bagi kami merupakan kebanggaan serta apreasiasi terhadap Camat Sony Karsan yang telah memberikan waktu serta kesempatan ujar Rosu perwakilan dari wartawan dan LSM.
Saya juga mengucapkan terima kasih semoga pertemuan kita ini membawa hasil yang positif dalam Rangka kemajuan pembangunan di Kecamatan Solear,silahkan rekan-rekan wartawan memberitakan tentang kegiatan pembangunannya,tetapi sebelum di tulis hendaknya di konfirmasi dulu tutur Sony Karsan.
Saya yakin teman-teman wartawan yang merupakan warga Solear berkeinginan Wilayahnya bertambah maju dan berkembang, oleh sebab itu sebaiknya kalau membuat berita itu yang obiyektif tentang keberhasilan pembangunannya.
Kami pun di pihak Kecamatan merasa senang kepada rekan-rekan wartawan yang ingin menjalin kemitraan, saya membutuhkan pemberitaan yang positif agar Kecamatan Solear lebih di kenal oleh masyarakat luas, kalau berita kasus saya nggak mau, itu sangat mengganggu pekerjaan dan hanya bikin pusing saja ujar Nya,
Di Solear terdapat dua Destinasi wisata yaitu Keramat Solear dan Tebing Koja, itu di firalkan, supaya masyarakat lebih mengenal lagi, kedua destinasi wisata tersebut rencananya akan di tata dengan baik Kita berkeinginan segera di benahi,
setelah saya melihat kondisinya saat sekarang ini kurang terawat, gubuk – gubuk yang sudah rusak dan kumuh, nanti saya melakukan pertemuan dengan Kepala Desa, tokoh masyarakat serta tokoh pemuda, doakan saja semoga membawa hasil yang baik harapnya”
Saya mendapat informasi bahwa uang masuk tebing koja dan keramat Solear relatif mahal, saya minta jangan terlalu memberatkan masyarakat kata Camat,
Setelah saya melihat keadaan keramat solear kiranya kurang terawat dengan baik, untuk itu saya minta kepada Kades Solear, Madromi untuk melakukan penataan di sekitar area keramat serta tempat parkir,Agar pengunjung merasa lebih nyaman maka kita harus persiapkan fasiltas yang lebih baik supaya pengunjung merasa puas,ujar “camat solear”saat di temui di kantornya,
Camat yang baru pisah sambut pada hari Rabu 26/2/2020 kemarin, menanyakan kepada Kepala Desa Solear, memang berapa Retribusi yang di kenakan kepada pengunjung, sekarang saya kurang tahu persis pak, karena saya kepala Desa baru ujar Madromi.
Camat menyarankan kalau memungut retribusi itu harus ada dasar hukumnya, karena kita tidak boleh memungut sembarangan kepada masyarakat,kasihan mereka tuturnya.
Saya berharap semoga pengelolaan keramat solear akan lebih meningkat lagi terutama pada sektor keindahan serta kebersihannya,karena keramat Solear sudah menjadi Destinasi Wisata Kabupaten Tangerang serta di kenal oleh masyarakat luas “kata Camat”
Lebih lanjut Camat mengatakan bila keramat Solear di kelola secara profesional maka masyarakat akan menjatuhkan pilihan untuk berwisata ke sini, karena alasannya tersedia fasilitas yang memadai, sehingga pengunjung mempunyai kesan yang enak,
tapi kalau sudah kecewa mereka berat untuk balik lagi, nah ini yang mesti kita jaga bersama terang Nya,
Soni Karsan selaku camat solear berharap semoga Destinasi Keramat Solear semakin di minati oleh masyarakat luas sehingga perekonomian pun turut meningkat harapnya”.
Pemerintah kabupaten (PEM KAB)Tangerang juga selalu menggelontorkan anggaran yang lumayan besar untuk penataan lingkungan serta penanaman pohon,Cuma kendalanya pohon tidak akan bisa hidup dengan baik karena batangnya selalu di patahkan dan pucuknya di makan oleh monyet yang ada di keramat itu, lantaran kekurangan makanan di dalam, puluhan monyet berkeliaran di rumah warga bahkan sampai menyebrang ke Perumahan Taman Kirana Surya..
Terkait masalah besaran harga karcis masuk di Keramat Solear,
Kepala Desa menjelaskan bahwa telah ada Perdes sebagai dasar hukumnya untuk mengatur besaran retribusi dan tata cara pengelolaan keuangannya,Cuma kita akui masih banyak kekurangannya, pihak Desa dan kelompok masyarakat tidak akan berani mengutip pungutan tampa adanya legalitas, dan Alhamdulillah kita telah mempunyai Perdes pak. ujar Madromi.
Sementara untuk pengelolaannya masih di percayakan kepada pihak Karang Taruna Desa dan kelompok masyarakat, Namun untuk ke depannya kemungkinan akan di kelola oleh Bumdes supaya lebih modern dan profesional.
(A.SOPIAN)