Kabupaten Tangerang, kabarexpos.com. -Tinggal di gubuk reotnya, pria 62 tahun itu tinggal bersama tiga orang anak dan satu orang cucu berusia 8 tahun. Kesehariannya, Kosan menjadi pengepul barang-barang bekas yang masih memiliki nilai jual alias pemulung , Miris, begitu kata yang terucap ketika melihat kondisi satu keluarga di RT 003 RW 01 Desa Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Banten. Bagaimana tidak, satu keluarga itu tinggal di gubuk reot yang atapnya bocor hanya ditambal lembaran plastik bekas untuk menahan air hujan itu yg ia dapat dari hasil mulung.
Kepala keluarga itu bernama Kosan (62). Kondisi kehidupan keluarga itu sangat memprihatinkan dan perlu mendapat perhatian dermawan, terutama pada tempat tinggal yang sangat tidak layak disebut rumah, Gubuk reyot Kosan menjadi teman sependeritaan bersama keluarga.
Di gubuk reotnya, pria 62 tahun itu tinggal bersama tiga orang anak dan satu orang cucu berusia 8 tahun. Kesehariannya, Kosan menjadi pengepul barang-barang bekas yang masih memiliki nilai jual alias pemulung.
Ia berharap bisa mendapat bantuan sosial (Bansos) dari Pemerintah Kabupaten Tangerang atau para dermawan. terutama untuk perbaikan gubuknya agar menjadi rumah yang layak huni.
Kondisi kehidupan sang kakek mendapat perhatian dari komunitas yang tergabung dalam Front Persaudaraan Islam (FPI) Kabupaten Tangerang. Mereka bergerak cepat memberikan bantuan, berupa sembako dan uang tunai Rp500 ribu.
“Semoga ini bisa meringankan beban ekonomi keluarga Pak Kosan,” ungkap Ridwan bersama Egan , salah satu anggota FPI Kabupaten Tangerang, Sabtu (14/8/2021)
Dia menyebut pihaknya saat ini sedang menggalang dana bantuan untuk keluarga miskin tersebut.“Kami sedang berupaya menggalang dana untuk bisa merenovasi rumah Pak Kosan,” jelasnya seraya berharap Pemkab Tangerang membantu perbaikan rumah Kosan.ujar Egan saat dihubungi via whatsApp.
Di gubuk reotnya, pria 62 tahun itu tinggal bersama tiga orang anak dan satu orang cucu berusia 8 tahun. Kesehariannya, Kosan menjadi pengepul barang-barang bekas yang masih memiliki nilai jual alias pemulung. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat mengaku akan melakukan koordinasi dengan pihak Kecamatan Sepatan Timur untuk mengetahui lebih jauh satu keluarga yang tinggal di gubuk.
Ujat mengaku heran keluarga Kosan tidak pernah tersentuh Bansos. Dia menduga kondisi itu biasanya lantaran terkendala administrasi kependudukan, terutama kartu tanda penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK).
“Kok bisa ya sampai tidak tersentuh Bansos? Saya segera cek melalui camatnya,” ungkap Ujat Sudrajat melalui pesan WhatsApp, Sabtu (14/8/2021).
Setiap malam datang, Kosan bersama anak dan cucunya hanya bisa pasrah tidur di gubuk berlantai tanah berlaskan pelastik dari hasil mulung dengan dinding bilik bambu yang sudah ditopang tiang-tiang bambu dari kanan dan kiri karena nyaris roboh. Tak hanya keamanan, keselamatan mereka juga terancam lantaran sewaktu-waktu gubuk bisa roboh.
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten Tangerang agar memberikan bantuan berupa perbaikan rumah yang layak huni.(jar)